Kim Yo Jong disebut-sebut akan menggantikan sang kakak, Kim Jong Un, sebagai pimpinan Korea Utara. Belakangan para pakar pun membeberkan potensi yang akan terjadi ke depan bila hal itu benar terjadi.
- Elvariza Opita
- Sabtu, 25 April 2020 - 23:10 WIB
WowKeren - Kondisi kesehatan Presiden Korea Utara Kim Jong Un sedang menjadi sorotan dunia. Kabar yang berembus menyebut Kim tengah dalam kondisi kritis pasca menjalani operasi kardiovaskuler.
Belakangan sang adik, Kim Yo Jong, digadang-gadang akan menjadi pengganti Kim Jong Un. Perihal naiknya Kim Yo Jong mengambil tampuk kepemimpinan Kim Jong Un pun ikut dibicarakan karena disebut-sebut bakal lebih kejam.
Profesor Natasha Lindstaedt, seperti dilansir Daily Mirror pada Sabtu (25/4) meyakini gender tak menjadi penghalang untuk menjadi "tiran baru". Pakar rezim totalitarian itu menyebut bergabungnya Kim sebagai pimpinan Korut menjadikan tardisi keluarga memimpin sejak 1948 terus terjaga.
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," kata Lindstaedt. Hal ini tak lepas dari anggapan rakyat Korut bahwa keluarga Kim merupakan wakil Tuhan yang akan mengurusi segala aspek kehidupan mereka.
Sang guru besar meyakini Kim Yo Jong akan jauh lebih tegas dalam memimpin ketimbang sang kakak. Dan potensi Kim Yo Jong menduduki kursi Korut 1 makin terbuka lebar karena seringnya wanita itu terlihat di hadapan publik beberapa waktu belakangan.
"Sangat dimungkinkan dia akan mengambil pendekatan yang lebih kejam dari kakaknya terhadap dunia," kata Lindstaedt. "Karena level kemiskinan yang mereka alami."
Nama Kim sendiri mulai muncul ke permukaan sebagai kandidat terkuat pemimpin negeri komunis itu lantaran putra Kim Jong Un dianggap masih terlalu muda. Sedangkan keluarga Kim lainnya dianggap tidak mumpuni untuk meneruskan tampuk kepemimpinan Kim Jong Un.
Sun Yoong Lee, pakar Korea asal Amerika Serikat, turut menyuarakan pendapat serupa Profesor Lindstaedt soal cara memimpin Kim Yo Jung. Menurutnya Kim Yo Jung bisa saja lebih kejam dari kakaknya, atau bahkan melebihi sang ayah dan serta kakeknya.
"Dia harus menunjukkan kepemimpinannya dengan memprovokasi AS melalui uji coba senjata," tutur Lee. "Atau mungkin serangan mematikan ke Korea Selatan."
Sementara itu perihal kondisi kesehatan Kim Jong Un rupanya turut "dipusingkan" oleh negara-negara lain. Seperti Tiongkok yang bahkan secara eksklusif mengirimkan tim ahli medis untuk mengecek kondisi Kim.
(wk/elva)
