DPR AS Selidiki Keputusan Trump yang Tak Mau Danai WHO di Tengah Pandemi Corona
Getty Images
Dunia

Trump memutuskan untuk menangguhkan pendanaan untuk WHO pada 14 April. Presiden berusia 73 tahun tersebut menuding WHO mempromosikan disinformasi Tiongkok tentang virus corona.

WowKeren - DPR Amerika Serikat rupanya bersiap meluncurkan penyelidikan terhadap keputusan Presiden Donald Trump yang menghentikan pendanaan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Disebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS diberi waktu sepekan untuk menjelaskan langkah tersebut.

Perwakilan Demokrat yang bertindak sebagai ketua komite, Eliot Engel, mengatakan bahwa WHO memang memiliki sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan fungsi sebagai Organisasi Kesehatan Dunia. Engel pun terang-terangan mendukung adanya reformasi di lembaga itu.

Kendati demikian, Eliot Engel menilai bahwa keputusan Trump yang menyetop pendanaan pada WHO saat dunia tengah mengalami pandemi COVID-19 sangatlah tidak bijaksana. "Tapi tentu saja memotong pendanaan WHO, sementara dunia menghadapi tragedi COVID-19, bukanlah jawabannya," tuturnya.

Eliot Engel disebutkan meminta Departemen Luar Negeri AS menyediakan 11 set dokumen atau informasi lain yang terkait dengan keputusan menghentikan pendanaan. Materi yang diminta termasuk daftar pertemuan antarlembaga antara 1 Desember dan 14 April, yakni saat pendanaan untuk WHO dibahas.

Kemudian ada pula daftar otoritas hukum di mana pemerintah akan melakukan penangguhan dana serta dokumen yang berkaitan dengan penyelidikan administrasi WHO. Semua dokumen itu harus diserahkan selambat-lambatnya pada 4 Mei pukul 17.00 waktu setempat.


Jika hal itu tak dilakukan, Engel mengatakan komite akan mempertimbangkan semua tindakan yang ada. Engel memiliki wewenang mengeluarkan panggilan pengadilan kepada agen-agen federal.

Di sisi lain, Trump sendiri memutuskan untuk menangguhkan pendanaan untuk WHO pada 14 April. Presiden berusia 73 tahun tersebut menuding WHO bertindak Tiongkok-sentris dan mempromosikan disinformasi Tiongkok tentang virus corona. WHO sendiri telah membantah semua tuduhan tersebut.

Keputusan Trump memicu kritik, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa anggota Demokrat menuding Trump menggunakan WHO dan Tiongkok sebagai kambing hitam untuk mengalihkan perhatian dari apa yang mereka pandang sebagai kesalahan penanganan terkait pandemi.

Namun, sebagian besar anggota Partai Republik mendukung keputusan Trump. Mereka memuji penanganannya atas krisis kesehatan serta menyerukan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk mundur.

AS diketahui sebagai pendonor terbesar WHO. Tahun lalu, negara itu menyumbang 400 juta dolar AS atau sekitar 15 persen anggaran WHO.

Sementara itu, sebagai informasi tambahan, saat ini kasus COVID-19 sendiri telah mencapai angka lebih dari 3 juta jiwa di seluruh dunia. Pandemi yang menyebar dari Wuhan ini juga telah menewaskan sebanyak lebih dari 211 ribu korban jiwa, dengan jumlah pasien sembuh mencapai angka 925,123.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru