Korsel Klaim Tak Lagi Temukan Penularan Lokal Virus Corona, Akui Tinggal 'Perangi' Kasus Impor
Dunia

Korea Selatan mengklaim pihaknya tinggal memerangi kasus-kasus impor, alias pasien-pasien yang tertular virus Corona di luar negeri. Sejauh ini ada lebih dari seribu kasus impor di Korsel.

WowKeren - Korea Selatan disebut-sebut sudah berhasil melalui puncak pandemi COVID-19. Dan tampaknya keberhasilan Korsel dalam mengatasi wabah virus Corona sudah benar-benar di depan mata usai otoritas setempat melaporkan tak ada lagi penularan lokal.

Informasi ini disampaikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) pada hari ini (30/4). Pencapaian tersebut merupakan yang pertama kali sejak kasus pertama dilaporkan pada Februari 2020 silam.

Dalam laporannya, KCDC menyebut ada empat kasus baru Corona di Korsel. Namun keempat kasus itu merupakan imported case atau penderitanya tertular di luar wilayah Korsel.

Dengan demikian, tercatat ada 10.765 kasus COVID-19 di negara tersebut. Dari puluhan ribu kasus tersebut, sebanyak 1.065 pasien merupakan kasus impor. Selain itu sebanyak 9.059 orang telah dinyatakan sembuh, sementara 247 lainnya meninggal dunia.

Lebih lanjut, otoritas kesehatan setempat juga menyatakan tak ada penularan lokal yang terjadi saat pemilu legislatif di Korea Selatan pada bulan ini. Otoritas memberlakukan protokol kesehatan, termasuk mengharuskan pemilih menggunakan masker dan sarung tangan plastik.


"Sebanyak 29 juta pemilih berpartisipasi pada pemilihan 15 April lalu," kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Korsel, Yoon Tae Ho, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (30/4). "Tidak ada satupun kasus Corona dilaporkan terjadi selama 14 hari inkubasi yang berkaitan dengan acara itu."

Pada kesempatan tersebut, KCDC juga menjelaskan perihal pasien sembuh COVID-19 yang diklaim kembali terinfeksi virus Corona. Dalam penjelasannya yang dilengkapi dengan panel klinis, KCDC menyimpulkan kasus tersebut sebagai positif palsu. Apa maksudnya?

Menurut KCDC, pasien sembuh Corona itu bukannya kembali terinfeksi virus atau virusnya aktif kembali. Kasus positif palsu terjadi karena adanya batasan-batasan teknis dalam pengujian PCR.

Maknanya, ada potongan-potongan virus Corona yang telah mati namun tetap berada di dalam tubuh pasien dan kemudian teridentifikasi ketika dicek dengan alat tes PCR. Para ahli di Korea Selatan mengatakan, tes PCR ini sangat sensitif sehingga masih dapat memindai sejumlah kecil RNA dari sel pasien, bahkan setelah orang tersebut pulih dari COVID-19.

"Fragmen RNA masih bisa ada dalam sel bahkan jika virus tidak aktif. Lebih mungkin bahwa mereka yang dites positif kembali mengambil virus RNA yang telah dinonaktifkan," papar Kepala Komite Kesehatan Korsel, Oh Myoung Don, seperti dilansir dari Kumparan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait