Rapat Bahas Corona Ricuh, Anggota DPRD Ngamuk Lempar Kursi Dan Meja
Instagram
Nasional

Rapat pembahasan penangangan virus corona (COVID-19) berakhir dengan ricuh, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) ngamuk hingga banting kursi dan meja. Ada apa?

WowKeren - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah telah mengadakan rapat untuk membahas penanganan wabah virus corona (COVID-19) pada Kamis (30/4) lalu. Rapat ini diikuti oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Maluku Tengah dan Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19.

Namun, rapat tersebut berakhir dengan ricuh setelah video mengamuknya salah satu anggota DPRD tersebar secara luas di media sosia. Dalam video itu, terlihat bagaimana Anggota DPRD Maluku Tengah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sukri Wailissa mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas pemerintah saat rapat berlangsung.

Sukri terlihat melempar sejumlah dokumen dan membanting beberapa kursi hingga meja. Rupanya, ia mengamuk lantaran merasa kesal dan kecewa dengan kepemimpinan Bupati Maluku Tengah, Tuasikan Abua.

Sukri mengatakan ia sangat emosi lantaran Bupati Tuasikal jarang hadir dalam pembahasan penanganan virus corona. Ia juga menuduh jika Pemkab Maluku Tengah sama sekali tidak serius dan memperlihatkan langkah nyata dalam menangani penyebaran COVID-19.

”Saudara Bupati tidak ikhlas dan menyampingkan masalah ini. Kalau saudara Bupati ikhlas pasti tidak mungkin langkah yang dilakukan seperti ini,” amuk Sukri seperti dilansir dari CNNIndonesia, Senin (4/5). “Hari ini kita sudah melakukan pertemuan seperti ini sebanyak tiga kali. Tapi apa hasilnya dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, buang-buang energi.”


”Kita datang ke sini tahu regulasi, kita dipanggil gugus ke sini bukan untuk bicara yang main-main,” sambung Sukri sambil melempar barang-barang. “Tapi bagaimana kita mencari solusi dan menjawab apa yang menjadi harapan bagi masyarakat pimpinan.”

Sukri lantas menuntut agar Bupati Tuasikal segera hadir dalam rapat-rapat pembahasan penanganan virus corona. Apalagi, sudah tiga kali Tuasikal mangkir dari rapat dan tidak bisa dihubungi seolah telah “lenyap”.

”Lembaga ini tidak dihormati sekali sang Bupati pimpinan. Tiga kali kita lakukan pertemuan tapi hasilnya apa? Kita juga cape pimpinan,” tegas Sukri. “Tiap saat kita dihubungi oleh masyarakat. Handphone terus ditelepon, jadi tolong pimpinan buka mata dan buka hati.”

”Kalian takut Bupati tak kasih proyek? Kalau begini mari kita buka-bukaan saja,” sambungnya. “Boleh kita utamakan kita punya kepentingan, tetapi jangan sampai mengorbankan kepentingan masyarakat.”

Saat ini, sudah ada dua orang Maluku Tengah yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona pada 30 April 2020 lalu. Keduanya diketahui terkena COVID-19 setelah melakukan perjalanan dari Jakarta. Kini, mereka tengah menjalani isolasi di RSUD Masohi.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait