Melanie Subono Nilai Pemerintah Pusat Lamban Perihal PSBB Dibandingkan Daerah
Instagram/melaniesubono
Selebriti

Melanie menilai bahwa pemerintah awalnya menutupi angka pasien positif virus corona dengan DBD. Selain itu, Melanie menganggap kinerja pemerintah pusat lambat dibandingkan dengan daerah.

WowKeren - Melanie Subono mengutarakan keluh kesahnya terkait pandemi corona di laman akun Instagram pribadi pada hari ini, Senin (4/5). Melanie mengungkapkan bahwa ia berusaha menjadi warga yang baik dengan menahan rindunya demi menaati imbauan pemerintah selama pandemi virus corona.

"Ada rasa marah , kita sudahi aja. Saat gw nahan semua rindu ini itu demi menjadi warga yang baik dan yang sayang sama orang deket," tulis Melanie.

Melanie kemudian mendapatkan informasi bahwa Pemerintah Indonesia mungkin saja akan mengumumkan wabah corona telah selesai karena tidak ada lagi pasien positif virus Covid-19. Bahkan, informasi tersebut menyebutkan bahwa pemerintah telah kehabisan alat tes untuk memeriksa pasien virus corona.

"Lalu 3 hari lalu dibisikin 'tenang mel, pd gamau ilang duit, dikit lagi juga dibilang udahan covid nya ... ga da lagi yang tertular wong alat tes hampir ga ada, apa yang mau dibilang ada juga ??'," ungkap Melanie.

Wanita berumur 43 tahun itu lantas menyinggung pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang baru saja diberlakukan oleh pemerintah pusat. Padahal pemerintah daerah telah mengusulkan PSBB jauh-jauh hari. Terlebih lagi terdapat permainan kata antara mudik dan pulang kampung.

"PSBB dmana saat kepala daerah pengen tegas, dipatahin ama yang pusat .. ampe parah dulu, baru pusat nyuruh per daerah lakukan hal yamg DARI AWAL dah diusulin ama daerah anyway," kata Melanie.

"Lalu permainan kata mudik dan Pulkam yang mmmm tidak sengaja atau ? Karna skarang 'penjaga' perbatasan ya di briefnya begitu .. dari kota manapun boleh masuk asal emang ktp sana," lanjut Melanie.


Selain itu, Melanie merasa marah dengan masyarakat yang masih bandel karena tidak bisa berdiam diri di rumah. "Tapi yang bikin gw marah bukan pemerintah ... soal pemerintah ga peduli rakyat itu sudah biasa ... Yang bikin gw marah itu RAKYAT," ucap Melanie.

"No bukan mereka yang wajib kepepek harus kerja harian tapi mereka yang educated, BISA kerja dirumah , hari hari biasa jadi aktivis yang nentang pelanggar hukum, ehhhhh justru MEREKA yang ga mau nerapin DIEM DIRUMAH , SENDIRI!!!! bukan saling kunjung atau 'cuma bentar kok' dll," imbuh Melanie.

Di sisi lain, Melanie mengaku sedih saat Pemerintah Indonesia awalnya menutupi adanya virus corona. Melanie beranggapan bahwa pemerintah menutupinya dengan menyebut penyakit tersebut adalah demam berdarah (DBD).

"Gue sedih karna hampir semua tebakan gue bener ... Mulai dr awal covid ini gw nebak akan 'ditutupi dulu', lalu temen dokter di lapangan bilang 'Biar angka nya kecilan nanti jg akan dibilang dbd yang naik' , dan bener kan. Ah tapi gw aja berlebih ya? dikitnlagi juga ilang , feeling gw lebaran juga dilonggarin .... wong mendadak maskapai aja ada yang boleh terbang dll ... abistu siapapun yang sakit itu mah DBD," jelas Melanie.

Sebagai penutup, Melanie tidak ingin mengetahui lebih banyak fakta lagi. Sebab, Melanie berpendapat bahwa seseorang yang mengetahui faktanya akan menjalani hukuman di dalam penjara.

"Mungkin gue harus kurang kurangin main sama yang di lapangan biar ga terlalu tau fakta yang jauh sekali yang dilaporkanndari kenyataan. Toh hari hari ini , kalau tau fakta jujur namanya pidana ... dan berani jujur itu hukumnya di penjara," pungkas Melanie.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru