Warga Italia Kecewa Pemerintah Cabut Lockdown
Dunia

Italia kini tengah dalam fase dua pelonggaran status lockdown sebelum dicabut yakni tahap pemulihan. Status ini memperbolehkan warga untuk melakukan perjalanan dan kembali membuka bisnis.

WowKeren - Keputusan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, untuk melonggarkan lockdown di nagaranya justru menuai reaksi kecewa dan marah dari warga. Dilaporkan bahwa warga Italia menggambarkan keputusan tersebut justru menghancurkan harapan mereka untuk mencatat nol kasus baru virus corona (COVID-19).

Dilansir The Guardian pada Selasa (5/5), Italia kini tengah dalam fase dua pelonggaran status lockdown sebelum dicabut yakni tahap pemulihan. Status ini memperbolehkan warga untuk melakukan perjalanan seperti mengunjungi kerabat, sekolah, salon, dan pusat kebugaran dengan tetap mengenakan masker.

Kendati demikian, sejumlah bisnis komersial seperti kafe dan restoran hanya akan melayani pemesanan untuk dibawa pulang (takeway). Selain itu, bepergian ke luar daerah tetap dilarang kecuali untuk keperluan bekerja, tes kesehatan, atau keadaan darurat.

Tullio Prestileo, spesialis penyakit menular di RS Benefrateli Palermo, mengatakan fase dua ini justru berisiko menularkan wabah jiwa warga tidak berhati-hati dan waspada menjaga kesehatan. "Jika kita tidak menyadarinya, kita dapat dengan mudah kembali ke fase awal saat penularan dimulai. Jika demikian, kita mungkin tidak memiliki kekuatan untuk bisa bangkit kembali," ujar Prestileo.


Prestileo juga tak menampik jika warga memiliki harapan tinggi untuk bisa kembali hidup normal, terutama di bagian selatan Italia yang mencatat lebih sedikit kasus corona dibandingkan di sisi utara. Kini masyarakat bukan hanya merasa resah dengan penularan dan penyebaran virus, tetapi keharusan untuk tetap tinggal di rumah selama lebih dari 50 hari justru membuat warga semakin merasa khawatir.

Paolo Bainchini, pemilik restoran di Viterbo, Lazio sekaligus juru bicara organisasi gerakan simbolik pebisnis restoran dan bar, MIO mengatakan aksi damai dilakukan oleh para pebisnis untuk menunjukkan besarnya upaya pebisnis perhotelan bangkit dari keterpurukan.

"Kami hanya ingin (lockdown) dibuka ketika kami tahu bahwa kami dapat bekerja secara efisien. Secara paradoks, kita akan gagal jika kita mencabutnya sekarang. Kami butuh bukti bagaimana negara seperti Inggris membantu pemilik bisnis untuk kembali beroperasi," ujar Bainchini.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Italia menjadi negara di Eropa dengan angka kematian tertinggi yakni sebanyak 28,884 jiwa, dari total 210,717 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Sedangkan 81,654 pasien lainnya dinyatakan sembuh.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru