Presiden Joko Widodo baru saja menyatakan kelegaannya setelah memilih menetapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketimbang lockdown. Kenapa?
- Ruth Meliana
- Kamis, 07 Mei 2020 - 14:23 WIB
WowKeren - Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah menangani wabah virus corona (COVID-19). Presiden Joko Widodo sendiri baru saja mengungkapkan rasa leganya telah memilih kebijakan PSBB ketimbang lockdown.
Alasannya, Jokowi menganggap jika kebijakan PSBB masih bisa membuat masyarakat Indonesia leluasa untuk menjalani aktivitas. Pasalnya, aturan ini hanya bersifat membatasi saja seperti mengurangi kegiatan di tempat maupun fasilitas umum dengan diiringi physical distancing.
” Kita beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB,” kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretatriat Presiden pada Kamis (7/5). “Bukan lockdown atau karantina wilayah.”
”Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas tapi memang dibatasi,” sambungnya. “Masyarakat juga harus membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar.”
Sementara jika pemerintah menerapkan lockdown, maka ini mengharuskan sebuah wilayah menutup akses masuk maupun keluar sepenuhnya. Masyarakat di wilayah yang diberlakukan lockdown juga tidak dapat lagi keluar rumah dan berkumpul. Semua transportasi dan kegiatan perkantoran, sekolah, maupun ibadah akan dinonaktifkan.
Meski lega telah menerapkan PSBB, Jokowi menyoroti masih banyaknya masyarakat yang melanggar aturan. Berbagai laporan yang diterima Jokowi menyebutkan jika banyak warga masih berkerumun dan tidak disiplin dalam menggunakan masker di luar rumah.
Oleh sebab itu, ia mengimbau agar masyarakat selalu patuh dan disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Menurutnya, hal ini bukan hanya tugas aparat keamanan namun sudah harus menjadi kesadaran masyarakat Indonesia.
”Bukan hanya aparat yang mengingatkan untuk disiplin, tapi mengajak masyarakat untuk secara sadar mendisiplinkan diri,” imbau Jokowi. “Saya masih sering menjumpai masyarakat yang tidak bermasker. Nanti tolong kita semuanya bermasker. Masih bergerombol, berkerumun, hindari itu.”
(wk/lian)
