Cegah Ada Kluster Baru COVID-19 Bermunculan, 8 Pasar di Surabaya Ini Ditutup Sementara
Nasional

Hingga saat ini tercatat ada 8 pasar yang ditutup karena ada pedagang terpapar COVID-19. Sebelum ditutup, dilakukan rapid test untuk diketahui virus Corona sudah menyebar atau belum.

WowKeren - PSBB di Surabaya Raya, meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik diperpanjang hingga 2 pekan berikutnya yakni 25 Mei. Mengiringi PSBB, sejauh ini ada beberapa pasar di Surabaya yang ditutup sementara. Penutupan selama 14 hari tersebut dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah virus Coron (COVID-19).

Tercatat sudah ada 8 pasar di Surabaya yang ditutup sementara. Baik yang dikelola oleh PD Pasar Surya maupun Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

"Kalau PD Pasar lima, kalau LPMK itu ada tiga," kata Kepala Bagian Perekonomian dan usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro pada Senin (11/5) seperti dilansir dari DetikNews. "Jadi pertama yang PD Pasar itu Pasar Kapasan, PPI, Pasar Kupang Gunung, Simo gunung, Pasar Simo. Kalau yang lainnya itu pasar LPMK seperti pasar di Keputih, Jojoran, Mojo."

Hebi menegaskan bila ada pedagang yang positif Corona maka pasar harus karantina selama 2 pekan. Semua kegiatan di pasar wajib dihentikan.

Sebelum pasar ditutup sementara, ada rapid test yang dilakukan terlebih dahulu kepada orang-orang yang pernah kontak dengan orang yang telah terpapar Corona. Dengan adanya rapid test tersebut, dapat diketahui virus Corona sudah menyebar atau belum.


"Tidak semua (pedagang), karena rapid tesnya juga terbatas, jadi kita sampling," jelas Hebi. "Seperti misalnya kemarin itu di Pasar Simo dan Simo Gunung itu kita sampling. Di Simo Gunung kita rapid 10 orang ternyata yang positif 4 orang, di Pasar Simo kita sampling 20 yang positif 1. Jadi terpaksa kita tutup sementara."

Hebi tak memungkiri memang sangat sulit dilakukan physical distancing dalam suasana pasar yang ramai. Namun bila semua pedagang dan pembeli disiplin menerapkan protokol dari pemerintah, maka tidak akan ada klaster COVID-19 baru di pasar Surabaya.

"Di pasar itu memang sulit dilakukan," sambung Hebi. "Karena jumlah lapaknya sama pedagang itu masih lebih banyak jumlah pedagangnya jadi ya mepet mepet seperti itu."

Hingga saat ini Hebi dan pihaknya masih terus melakukan sosialisasi. Terlebih masih ada pasar yang masih buka saat pandemi corona sehingga sosialisasi akan semakin digalakkan.

"Memang sulit kalo untuk pasar ini di satu sisi kebutuhan itu ada di sana," tambah Hebi. "Kalau misalnya kita itu cermat dan bersama sama, tapi ini kan ada hal yang tidak bisa langsung dilakukan terkait sarana dan prasarana. Seperti rapid tesnya juga terbatas."

(wk/tria)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru