Konspirasi Elite Global Gegerkan Publik, Ini Ciri-Ciri Video Hoaks Corona di YouTube
Tekno

Tim peneliti dari University of Ottawa, Amerika Serikat (AS), melakukan riset untuk mencari tahu berapa banyak konten hoaks terkait virus corona di YouTube. Mereka pun mencatat sejumlah ciri-ciri ini.

WowKeren - Riset terbaru yang dilakukan oleh University of Ottawa, Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa dari seperempat video soal virus corona di YouTube mengandung hoaks dan misinformasi. Riset yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Global Helath pada 14 Mei 2020 tersebut memiliki tujuan untuk mencari tahu berapa banyak konten hoaks terkait virus corona di YouTube.

Dalam riset tersebut, peneliti mencari konten YouTube dengan kata kunci "coronavirus" dan "COVID-19" pada 21 Maret 2020. Objek kajian riset ini dibatasi dengan hanya memilih 75 video dari kata kunci itu yang paling banyak ditonton pengguna YouTube.

Dari antara 75 video tersebut, tim peneliti mengeliminasi video yang mengandung konten duplikat, tidak berbahasa Inggris, non-audio dan non- visual, berdurasi lebih dari 1 jam, dan tidak terkait dengan COVID-19 dari daftar. Akhirnya, peneliti hanya mendapat 69 video untuk dianalisis.

Sebanyak 69 video tersebut lantas dinilai berdasarkan informasi faktual terkait penularan virus, gejala COVID-19, pencegahan, dan penanganan pasien corona. Menurut tim peneliti, konten yang berasal dari pemerintah memiliki nilai yang lebih baik dibanding sumber lain, namun viewers atau jumlah penonton video tersebut lebih sedikit.


Dari 69 video yang dianalisis tersebut, 19 di antaranya mengandung hoaks dan misinformasi terkait virus corona. Dengan demikian, 27,5 persen konten teratas soal virus corona di YouTube mengandung informasi yang sesat. 19 video terkait corona yang mengandung hoaks tersebut dilaporkan telah ditonton sebanyak 62 juta kali.

Meski tim peneliti berfokus pada konten berbahasa Inggris, namun hasil riset tersebut cukup relevan bagi pengguna YouTube di Indonesia. Para pengguna YouTube di Indonesia dapat menghindari konten yang mengandung hoaks dan misinformasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Berisi pernyataan keliru soal kriteria pasien. Contohnya adalah informasi "virus corona hanya memengaruhi orang dengan kelainan imun, pasien kanker, dan orang tua".
  2. Berisi pernyataan keliru terkait rekomendasi untuk masyarakat umum. Contohnya adalah informasi "beberapa ahli mengatakan untuk menyimpan persediaan susu bayi dan air botolan selama berbulan-bulan kalau-kalau ada gangguan".
  3. Berisi pernyataan rasis dan diskriminatif terkait virus corona. Contohnya adalah menyebut corona sebagai "virus Tiongkok".
  4. Berisi teori konspirasi, seperti soal elite global yang menggunakan pandemi corona untuk mengendalikan dunia. Teori konspirasi ini cukup banyak beredar di berbagai platform media sosial.

Pihak YouTube sendiri telah memberikan pernyataan terkait beredarnya konten hoaks terkait corona di platform mereka. Perwakilan YouTube di Indonesia mengaku telah mengambil tindakan akan hal ini.

"Kami berkomitmen untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan bermanfaat pada saat kritis ini," tutur perwakilan YouTube dilansir Kumparan pada Sabtu (16/5). "Termasuk meningkatkan konten yang otoritatif, mengurangi penyebaran informasi salah yang berbahaya dan menampilkan panel informasi, menggunakan data WHO atau Kementerian Kesehatan atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID- 19, untuk membantu memerangi kesalahan informasi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru