Terus Dikritik Soal 'New Normal', Pemerintah Tegaskan Bukan Pelonggaran PSBB
Instagram/dishubsurabaya
Nasional

Pemerintah menggaungkan gaya hidup 'New Normal' yang disebut-sebut sebagai istilah lain dari pelonggaran PSBB, padahal saat ini kurva perkembangan wabah Corona di Indonesia masih mengkhawatirkan.

WowKeren - Pemerintah tengah gencar mengampanyekan gaya hidup baru yang disebut sebagai "New Normal". Gaya hidup ini mengadopsi kondisi dimana masyarakat bisa hidup berdamai dengan wabah virus Corona.

Beberapa langkah yang ditempuh untuk mempromosikan gaya hidup baru ini seperti dengan "melonggarkan" pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Seperti misalnya dengan memberi izin transportasi umum kembali beroperasi dengan sejumlah persyaratan.

Langkah ini pun menuai banyak kritikan karena dianggap terlalu terburu-buru. Oleh karena itulah, pemerintah langsung angkat bicara dan menegaskan "New Normal" berbeda dengan pelonggaran PSBB.

"New Normal adalah perubahan budaya," jelas Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, Senin (18/5). "(Misalnya) Selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker kalau keluar rumah, mencuci tangan dan seterusnya."

"New Normal", imbuh Yuri, lebih fokus untuk membuat masyarakat hidup dengan lebih sehat. Selain itu, "New Normal" nantinya juga akan mengubah paradigma pelayanan kesehatan.


"Yang mana layanan kesehatan akan mengedepankan cara online. Nanti dari konsultasi akan ditentukan kapan ketemu dokter jika diperlukan," ungkap Yuri, dikutip dari Kompas, Selasa (19/5). "Mengedepankan itu bukan mengharuskan, tetapi tergantung kondisi dan situasi."

Yuri memastikan pemerintah tak pernah berencana melonggarkan PSBB karena memang situasi belum memungkinkan untuk itu. Kalau lah saat ini muncul berbagai ungkapan kekecewaan tenaga medis, imbuh Yuri, itu lebih kepada masyarakat yang tidak disiplin mematuhi protokol kesehatan di tengah wabah COVID-19.

"Yang pasti sampai sekarang Presiden tidak melonggarkan PSBB. Rakyat diminta patuh, tenaga kesehatan kecewa sama perilaku masyarakat yang tidak patuh," tegas Yuri.

Sebagai informasi, beberapa waktu belakangan tagar "Indonesia Terserah" kerap kali digaungkan oleh tenaga medis. Bahkan tagar tersebut kerap kembali muncul di daftar trending topic Indonesia sejak pekan lalu.

Tagar itu sendiri kebanyakan berisi ungkapan kekecewaan tenaga medis yang miris melihat masyarakat seperti sudah tak lagi cemas dengan virus Corona. Gerakan "Indonesia Terserah" ini pun memicu kekhawatiran tenaga medis akan "menyerah" mengatasi Corona di Indonesia.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru