Selamatkan Keuangan Perusahaan, Agoda PHK 1.500 Karyawan di Tengah Pandemi COVID-19
Dunia

Untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan tetap stabil, penyedia layanan pemesanan tiket Agoda terpaksa harus melakukan PHK pada 25 persen karyawannya di 30 negara.

WowKeren - Ancaman PHK terus menghantui sektor pariwisata seiring dengan meluasnya pandemi corona (COVID-19). Salah satu situs penyedia layanan pemesanan tiket, Agoda, memutuskan untuk melakukan PHK terhadap 1.500 orang karyawannya.

Mereka berasal dari 30 negara. Pemangkasan ini setara dengan 25 persen total karyawan mereka dari seluruh dunia. Bukan tanpa alasan, langkah ini terpaksa diambil untuk menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan.

CEO Agoda John Brown menuturkan jika langkah melakukan PHK ini adalah yang pertama sekaligus terakhir kalinya bagi Agoda. ia pun mengakui jika keputusan ini sangatlah berat.

Namun langkah tersebut perlu dilakukan untuk menjaga operasional perusahaan di tengah pandemi corona (COVID-19). Sebelum melakukan PHK, Agoda sudah mengambil sejumlah langkah untuk mengedepankan efisiensi perusahaan di tengah merebaknya pandemi corona.


Sebagai CEO bahkan dirinya memutuskan untuk tidak menerima gaji hingga akhir tahun ini. Langkah itu dalam rangka untuk melakukan penghematan pada keuangan perusahaan.

"Hari ini, kami mengumumkan perlunya melakukan penghematan yang lebih besar untuk memastikan," kata John dilansir Skift, Rabu (20/5). "Bahwa Agoda dapat mengatasi krisis ini dan bersiap untuk jangka panjang."

Sehingga perusahaan perlu melakukan pemangkasan untuk beradaptasi dengan industri travel. Sedangkan dari ribuan karyawan yang di-PHK tersebut, sebagian besar berasal dari bagian pengalaman pelanggan, IT, keuangan, hingga layanan mitra. "Secara alami, dimana beban kerja tim didorong oleh volume adalah yang paling terpengaruh," kata Brown.

Sebagai langkah efisiensi keuangan perusahaan, Agoda juga memangkas gaji para pimpinan senior. Mulai Juni mendatang, gaji para pemimpin senior akan dipotong sebesar Rp 20 persen.

Sebelumnya, salah satu penyedia layanan menginap, Airy Rooms, bahkan terpaksa harus menghentikan kegiatan operasinya di Tanah Air mulai 31 Mei mendatang. Pandemi corona (COVID-19) membuat kondisi pasar tidak memungkinkan bagi Airy Rooms untuk terus melanjutkan kegiatan bisnisnya. CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengatakan jika keputusan itu sudah didasarkan pada sejumlah pertimbangan.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait