Corona Masih Mengintai, Pedagang Minta Tak Disalahkan Soal Berjubelnya Pasar Jelang Lebaran
Nasional

Sejumlah pasar di kawasan yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terpantau kembali padat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) pun buka suara.

WowKeren - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, sejumlah pasar tradisional di kawasan Jabodetabek kembali dipadati pengunjung. Beberapa di antaranya adalah Pasar Senen, Pasar Jatinegara, Pasar Palmerah, Pasar Kebayoran Lama, hingga Pasar Rawalumbu di Kota Bekasi.

Seluruh kawasan tersebut diketahui masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai antisipasi penyebaran virus corona (COVID-19). Namun kepadatan pengunjung di sejumlah pasar tersebut justru menunjukkan tak adanya physical distancing. Selain itu, banyak pedagang yang terpantau tidak mengenakan masker.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran pun buka suara. Menurut Ngadiran, penerapan PSBB di setiap pasar tradisional tidak dapat mengandalkan para pedagang. Ia bahkan mengkritik pemerintah yang menurutnya hanya menerapkan PSBB namun tidak menurunkan petugas untuk menertibakan pasar.


"Pejabat terkait sudah tahu kondisinya begitu. Di mana peran pengelola pasar? Trantib? Kok hanya nguber-nguber?" ujar Ngadiran dilansir detikcom pada Sabtu (23/5). "Mestinya kan dicek pedagang atau pengunjung masuk ke pasar dicek. Kan bisa dijaga itu pintu masuknya. jangan hanya nguber-nguber orang. Justru harusnya dibantu, diarahkan, diperiksa, diarahkan 'bapak-ibu jaga, harus pakai masker'."

Lebih lanjut, Ngadiran mengaku bahwa para pedagang pasar, terutama penjual barang non-pangan, kini tengah tertekan. Oleh sebab itu, ia meminta agar para pedagang tidak hanya disalahkan.

"Jangan bisanya kita ini disalahkan. Mau makan saja susah," tutur Ngadiran. "Jadi petugas harus turun, itu tugas dia diturunkan."

Ngadiran juga menilai bahwa kondisi pasar tradisional yang kebanyakan terdiri dari jalan sempit membuat PSBB sulit diterapkan. "Bagaimana sekarang di pasar itu kan rata-rata gang atau jalannya kecil-kecil. Di mana gangnya yang gede? Ada enggak? Gang gede itu adanya di mal, di mal saja ramai apalagi di pasar tradisional," jelas Ngadiran.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru