Kasus Corona Brasil Terus Melonjak Drastis, Presiden Jair Bolsonaro Malah Pawai Buang Masker
Getty Images
Dunia

Bolsonaro tak segan berjabat tangan dan merangkul para pendukungnya, bahkan mengangkat seorang anak laki-laki ke pundaknya. Aksi itu terjadi ketika Brasil menjadi episentrum baru corona di Amerika Selatan.

WowKeren - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, kembali turun ke jalan dan bergabung dalam aksi pawai bersama para pendukungnya pada Minggu (24/5) waktu setempat, padahal pasien kasus virus corona (COVID-19) di negara itu terus melonjak naik.

Dalam pawai tersebut para pendukung Bolsonaro dilaporkan membuang masker dan melanggar imbauan menjaga jarak dalam menjaga jarak. Bolsonaro sendiri tiba di luar area istana kepresidenan di Brasilia dengan masker medis berwarna putih. Namun, dia segera melepas masker untuk menyambut kerumunan yang bersorak-sorai.

Presiden yang kerap dijuluki sebagai "Trump Brasil" tersebut berjabat tangan dan merangkul para pendukungnya, bahkan mengangkat seorang anak laki-laki ke pundaknya. Aksi itu terjadi ketika Brasil termasuk ke dalam episentrum baru pandemi virus corona di Amerika Selatan.

Para pendukung Bolsonaro diketahui rutin berkumpul setiap hari di kediaman sang Presiden untuk menyatakan dukungan. Bahkan pendukung Bolsonaro beberapa hari terakhir menggalang demonstrasi di sejumlah kota di Brasil, menentang kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan Kementerian Kesehatan.


Presiden Jair Bolsonaro memang terus mengabaikan ancaman COVID-19. Alih-alih mengendalikan, dia malah mengatakan bahwa karantina dan lockdown bisa berdampak buruk pada ekonomi Brasil.

Bukan hanya itu, selama ini Jair Bolsonaro juga dikenal selalu menyampaikan pernyataan kontroversial terkait pandemi virus corona di negaranya. Bahkan Bolsonaro pernah mengatakan langkah-langkah jarak sosial tidak perlu dilakukan agar tak memberi dampak negatif terhadap ekonomi.

Bolsonaro bahkan kerap berselisih dengan para gubernur negara bagian dalam beberapa pekan belakangan terkait aturan karantina wilayah. Ia menyebut bahwa penguncian wilayah justru menimbulkan lebih banyak kerugian dibandingkan penyakit COVID-19 sendiri.

"Akan ada titik di mana orang-orang yang lapar turun ke jalan," kata Bolsonaro, yang sebelumnya menyatakan pusat kebugaran dan salon sebagai layanan esensial sehingga bisa kembali beroperasi, di tengah silang pendapat itu.

Brasil sendiri telah melaporkan sebanyak 376,669 kasus positif COVID-19 dengan lebih dari 23 ribu kematian. Dengan ini, Brasil kini memiliki jumlah kasus terbesar kedua di dunia setelah AS. Para ahli mengatakan, dalam sebuah pengujian kemungkinan angka infeksi sebenarnya jauh lebih tinggi.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru