Curhat Para Korban PHK yang Sambut Hari Lebaran di Tengah Pandemi Corona
Nasional

Pandemi corona atau COVID-19 membuat banyak orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kekurangan pendapatan. Para korban PHK pun mengungkapkan kisah mereka.

WowKeren - Hari Raya Idul Fitri tahun ini harus dilalui di tengah merebaknya pandemi corona atau COVID-19. Pandemi ini juga membuat banyak orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kekurangan pendapatan.

Salah seorang korban PHK corona bernama Andi Akbar lantas mengungkapkan kisahnya. Andi yang merupakan warga Bekasi di-PHK pada awal April lalu.

"Rasanya tiba-tiba enggak fokus, hari itu keputusan PHK, terus hari itu langsung apply ke tempat lain," ungkap Andi dilansir CNN Indonesia pada Selasa (26/5). Meski demikian, Andi cukup memaklumi keputusan tersebut karena perusahaannya yang bergerak di industri fesyen memang terdampak pandemi.

Menurut Andi, sandang bukanlah kebutuhan utama, baik ada atau tidak adanya pandemi. Akhirnya, Andi hanya dapat mengandalkan tabungan untuk 2 hingga 3 bulan mendatang.

Ia pun berusaha optimis untuk dapat kembali memperoleh pekerjaan di industri fesyen sebelum tabungannya habis. "Kalau kondisi sudah lebih baik, mungkin bisa balik lagi ke kantor lama," tutur Andi.


Hal berbeda disampaikan oleh korban PHK lainnya yang bernama Mahesa Dwiputra. Ia masih belum bisa berdamai dengan keputusan PHK dan kondisinya saat ini.

Mahesa mengaku bahwa Lebaran tahun ini terasa hampa karena harus dilalui di tengah pandemi corona dan juga ditambah PHK di awal April lalu. Meski baru 7 bulan menjadi staf marketing and communication di perusahaan swasta, Mahesa mengaku sudah nyaman dengan ritme kerja dan juga suasan di sana.

"Tiba-tiba, kalau kata anak-anak, shit happens. Hari pertama masih santai, tapi lama-lama sakit juga," ujar Mahesa lirih. "Cuma mau sampai kapan. Marah, kecewa, nangis, misalkan dibiarin malah jadi penyakit."

Meski demikian, Mahesa berhasil mendapat pekerjaan baru usai di-PHK. Namun pekerjaannya yang baru ini membuatnya harus tinggal di Banten, jauh dari anak dan istrinya yang tinggal di Depok. Gajinya juga menurun jika dibanding dengan pekerjaannya yang lama. Namun ia tidak memiliki pilihan lain.

"Saya bilang 'Kita harus ambil peluang di depan' meski harus berkorban dari sisi jumlah," pungkas Mahesa. "Ini bener-bener new normal. Orang beradaptasi perlu waktu dan itu beda-beda tiap orang. Tapi ini harus nerima saat itu juga, harus terima, harus terbiasa."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait