Ciri-Ciri Daerah yang Siap Menerapkan New Normal di Tengah Pandemi Corona
Getty Images
Nasional

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19, Wiku Adisasmito, lantas mengungkapkan sejumlah ciri-ciri wilayah yang siap untuk menerapkan new normal di tengah pandemi corona.

WowKeren - Rencana penerapan new normal di tengah pandemi corona kini tengah ramai diperbincangkan. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 Wiku Adisasmito lantas mengungkapkan sejumlah ciri-ciri wilayah yang siap untuk menerapkan new normal.

Salah satu aspek yang harus dipenuhi adalah surveilans kesehatan masyarakat. Indikator yang menunjukkan baiknya surveilans kesehatan masyarakat adalah jumlah pemeriksaan spesimen COVID-19 yang meningkat dan diikuti dengan berkurangnya kasus positif COVID-19.

"Giliran kenaikan pemeriksaannya naik, yang positifnya harus kecil, di bawah lima persen," ungkap Wiku dalam konferensi pers BNPB pada Selasa (26/5). Aspek selanjutnya adalah pelayanan kesehatan.

Dalam aspek ini, indikator yang harus dipenuhi antara lain adalah jumlah ketersediaan tempat tidur untuk kasus positif baru di rumah sakit, alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis di rumah sakit, serta ventilator. Meski demikian, Wiku sendiri mengaku bahwa pihaknya masih terkendala data untuk mengukur indikator pelayanan kesehatan ini.


"Ini datanya memang belum terkumpul dengan baik," tutur Wiku. "Tapi dengan partisipasi pemerintah daerah dengan baik, kita akan dapat datanya."

Selain itu, aspek yang dapat dilihat untuk menerapkan new normal adalah gambaran epidemiologi daerah tersebut. Salah satu indikator gambaran epidemiologi adalah jika kasus positif COVID-19 turun 50 persen selama dua pekan berturut-turut.

"Indikator epidemiologi, kita harus lihat penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak terakhir," terang Wiku. "Setiap daerah pasti gambarannya beda, (kondisi) bagus apabila selama dua minggu sejak puncak terakhir penurunannya 50 persen."

Tak hanya penurunan kasus positif, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) juga harus turun selama dua pekan sejak puncak terakhir. Selain itu, jumlah pasien COVID-19 yang sembuh dan ODP-PDP yang selesai dipantau juga harus meningkat. Sedangkan jumlah pasien COVID-19 yang meninggal juga harus mengalami penurunan.

Wiku menyebut bahwa perhitungan indikator kesehatan masyarakat tersebut adalah rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada setiap negara untuk menentukan keadaan suatu daerah di negaranya. Indikator ini terutama digunakan untuk menentukan apakah suatu daerah siap melakukan kegiatan sosial ekonomi kembali pasca lockdown atau PSBB.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru