Kebakaran RS di Bangladesh Tewaskan Lima Pasien COVID-19
Reuters
Dunia

Petugas pemadam kebakaran menemukan lima jenazah di unit isolasi darurat United Hospital. Unit tersebut diketahui difungsikan untuk merawat pasien yang terinfeksi virus corona.

WowKeren - Lima pasien yang terinfeksi virus corona (COVID-19) meninggal dunia dalam insiden kebakaran rumah sakit di ibu kota Bangladesh, Dhaka, pada Rabu (27/5) waktu setempat. Direktur Dinas Pemadam Kebakaran, Zillur Rahman, mengatakan bahwa penyebab kebakaran hingga kini masih diselidiki.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (28/5), Rahman mengatakan, petugas membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk memadamkan api. Dalam keterangannya, disebutkan bahwa petugas pemadam kebakaran menemukan lima jenazah di unit isolasi darurat United Hospital. Unit tersebut diketahui difungsikan untuk merawat pasien yang terinfeksi virus corona.

"Lima pasien yang meninggal dunia di antaranya empat pria dan seorang wanita berusia antara 45 tahun dan 75 tahun," ujar Rahman dalam pernyataannya.

Rumah sakit United Hospital sendiri diketahui tengah berjuang menghadapi lonjakan infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir.


Sebenarnya, insiden kebakaran gedung atau bangunan kerap terjadi di Bangladesh. Salah satu penyebabnya adalah regulasi yang lemah dan penegakan hukum yang buruk. Dalam beberapa tahun terakhir, tragedi kebakaran gedung telah menewaskan ratusan orang di negara Asia Selatan tersebut.

Pada Maret tahun lalu, sebuah kebakaran di gedung komersial 22 lantai di Banani, Dhaka telah menewaskan 25 orang. Kemudian, pada Februari tahun lalu, kebakaran melanda sebuah kawasan kota tua di Dhaka dan menewaskan 71 orang serta melukai puluhan lainnya.

Sementara itu, hingga kini Bangladesh telah melaporkan sebanyak 38,292 kasus corona, dengan jumlah korban tewas menyentuh angka 544 jiwa. Sementara jumlah pasien sembuh mencapai 7,925, sehingga Bangladesh memiliki kasus aktif sebanyak 29,823 orang.

Kendati demikian, beberapa ahli kesehatan Bangladesh khawatir bahwa jumlah kasus yang sebenarnya bisa lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh pemerintah. Hal tersebut lantaran masih banyak warga Bangladesh yang memiliki keterbatasan akses kesehatan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait