RS Unair Tak Terima Pasien Corona Untuk Sementara, RSUD dr Soetomo Surabaya Kena 'Getahnya'
Nasional

Dirut RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi, khawatir tenaga medis kewalahan jika laju pasien COVID-19 tidak berhenti. Di Jatim sendiri kini tercatat sudah ada 153 orang tenaga medis yang positif terjangkit COVID-19.

WowKeren - Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) di Surabaya, Jawa Timur, diketahui tidak menerima pasien COVID-19 untuk sementara. Ketua Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Universitas Airlangga, Suko Widodo, menyatakan bahwa RS Unair sedang berbenah secara internal sehingga dilakukan kebijakan tersebut.

Hal ini membuat para pasien beralih ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Akibatnya, RSUD dr Soetomo pun kewalahan.

"Kalau RS Unair sementara internal cleaning, pasti (pasien) larinya ke RSUD dr Soetomo," ungkap Dirut RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi, di Gedung NEgara Grahadi pada Kamis (28/5) malam. "Kita lihat 2 hari terakhir naiknya pasien luar biasa di RSUD dr Soetomo."

Meski demikian, Joni tidak menjelaskan secara rinci berapa lonjakan pasien yang masuk ke RSUD dr Soetomo. Menurut data yang diterimanya, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Soetomo telah mencapai 130 orang lebih, sementara kapasitas ranjang yang tersedia di rumah sakit tersebut hanya 153.


"Rata-rata per dua hari kita sediakan sekitar 20 bed baru untuk merawat pasien COVID-19," terang Joni. Adapun kini rumah sakit darurat untuk pasien COVID-19 sudah mulai beroperasi untuk merawat orang-orang bergejala ringan dan sedang.

Joni yang juga merupakan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim pun bersyukur akan hal tersebut lantaran RSUD dr Soetomo bisa fokus menangani pasien bergejala sedang hingga berat. Meski demikian, ia menyarankan bahwa tambahan kapasitas penanganan pasien tidak akan berarti jika orang-orang yang terjangkit corona terus bertambah.

Oleh sebab itu, Joni mengajak semua pihak untuk ambil bagian dalam menghentikan penyebaran virus corona. "Kami berharap lonjakan pasien COVID-19 bisa segera berhenti. Ini memberikan pesan pada kita semua bahwa COVID-19 tidak main-main," tegas Joni.

Joni juga khawatir tenaga medis kewalahan jika laju pasien COVID-19 tidak berhenti. Di Jatim sendiri kini tercatat sudah ada 153 orang tenaga medis yang positif terjangkit COVID-19.

"Secara teoristik pandemi virus gampang nyetopnya, karena bisa sembuh sendiri. Sektornya dihentikan, nah sektornya itu ya si pembawa virus. Lah celakanya untuk COVID-19 itu pembawanya manusia," pungkas Joni. "Namanya isolasi. Berdampak memang karena manusia tidak bisa diisolasi, karena makhluk sosial."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait