Obama Singgung Para Pejabat AS Terkait Kerusuhan Akibat Kematian George Floyd
Dunia

Dalam pernyataannya, Obama juga menyoroti kebrutalan polisi pada para pengunjuk rasa. Obama menyebut aparat kepolisian tidak seharusnya melakukan tindak kekerasan pada para demonstran.

WowKeren - Mantan Presiden AS Barack Obama turut buka suara soal kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Amerika Serikat selepas kematian seorang warga sipil kulit hitam di Minneapolis, George Floyd. Dalam pernyataannya, Obama menyinggung perihal peran pejabat pemerintahan dalam situasi seperti ini.

Obama menekankan bahwa aspirasi dan protes masyarakat sipil hanya menyoroti ketidakadilan rasial. Merespons hal itu, Obama mengatakan perlu direspons melalui undang-undan dan praktik kelembagaan tertentu. "Dan menekankan pentingnya memilih pejabat yang tepat di semua tingkat pemerintahan," tuturnya, seperti dikutip dari CNN pada Selasa (2/6).

Dalam pernyataannya, Obama juga menyoroti kebrutalan polisi pada para pengunjuk rasa. Mantan Presiden dari Partai Demokrat tersebut menyebut aparat kepolisian tidak seharusnya melakukan tindak kekerasan pada para demonstran.

"Mari kita tidak memaafkan kekerasan, atau merasionalisasikannya, atau berpartisipasi di dalamnya," ujar Obama. "Mayoritas peserta sangat damai, berani, bertanggung jawab, dan menginspirasi. Mereka pantas mendapatkan rasa hormat dan dukungan kita, bukan penghukuman."

Obama sendiri terus memberikan kritik pada pemerintah AS terkait masalah ini. Pada akhir pekan lalu, mantan Presiden tersebut menulis cuitan di akun Twitternya dan kembali menyinggung pemerintah yang terkesan pro pada aksi kebrutalan kepolisian pada para demonstran.


"Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh dalam sebuah bangsa yang menghidupkan idealisme tertinggi, kita bisa dan harus lebih baik," tulisnya.

Sebagai informasi tambahan, George Floyd sendiri adalah seorang warga kulit hitam yang pekan lalu ditangkap oleh polisi Minneapolis. Ia tewas setelah dijatuhkan ke tanah kemudian lehernya dijepit menggunakan lutut.

Rekaman video yang beredar menunjukkan leher Floyd ditekan oleh petugas kepolisian Derek Chauvin selama 8 menit 46 detik. Chauvin dan ketiga rekannya kemudian dipecat dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga oleh departemen kehakiman. Kendati demikian, kematian Floyd masih menimbulkan demonstrasi besar-besaran di AS.

Sementara itu, hasil autopsi independen mengungkap Floyd meninggal karena sesak napas setelah tindakan pembunuhan dengan melakukan penekanan antara leher dan punggung secara berlebihan sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah ke otak.

"Sesak napas akibat tekanan yang berkelanjutan. Dalam hasil autopsi itu juga disebutkan Floyd meninggal dunia di tempat kejadian."

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru