Viral Rekaman Suara Orangtua Bocah di Bali Tak Terima Anaknya Disebut Meninggal Karena Corona
Nasional

Rekaman suara seorang pria mendadak jadi viral di media sosial. Pria yang mengaku sebagai orangtua bocah pasien korban COVID-19, melayangkan protes usai anaknya disebut meninggal karena Corona.

WowKeren - Virus Corona kembali memakan korban. Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun asal Desa Serongga, Gianyar, Bali dinyatakan meninggal usai sempat dirawat di rumah sakit selama dua hari. Mulanya anak ini hanya didiagnosa mengalami demam berdarah, namun setelah jenazahnya dimakamkan, hasil tes swab-nya keluar dan menunjukkan jika ia positif COVID-19.

Namun, belum lama ini tengah beredar rekaman suara seorang pria yang mengaku sebagai orangtua dari bocah tersebut. Rekaman berdurasi 3.31 menit ini sempat viral di media sosial lantaran pria tersebut protes jika anaknya disebut meninggal karena Corona. Pria itu bahkan membantah anaknya dites swab di RSUP Sanglah Bali sebelum meninggal dunia.

Rekaman ini menceritakan tentang GALP (inisial korban) yang awalnya didiagnosa demam berdarah dengue (DBD) dan dirawat di salah satu rumah sakit sebelum dibawa ke Sanglah. Pria dalam rekaman tersebut kekeuh mengatakan jika anaknya tidak meninggal karena COVID-19. Ia pun menjelaskan kronologi singkat anaknya bisa sampai meninggal.


Menanggapi rekaman yang viral di Bali itu, Ketua Harian Gugus Tugas Kabupaten Gianyar, I Made Wisnu Wijaya mengaku sudah mendengar. Namun, ia belum bisa memastikan apakah suara orang yang di rekaman itu benar merupakan orangtua GALP. Lebih lanjut Wijaya juga membantah semua yang disampaikan dalam rekaman video itu.

Menurut Wisnu, tim kedokteran di RSUP Sanglah Bali benar mengambil swab GALP sebagai antisipasi pencegahan COVID-19. Ia pun mengatakan pihak rumah sakit tak mungkin memberikan pernyataan jika tak ada bukti tes.

"Yang jelas kita sudah lakukan swab. Bukan asal justifikasi saja," kata Wisnu mengutip Kumparan, Selasa (2/6). "Ada rapid, ada swab. Kita juga mendengarkan orang yang kompeten, yang profesional. Kita harus melakukan langkah-langkah kesehatan, seperti tracing dan lain sebagainya. Kita enggak mau korbankan masyarakat, kita enggak mau ada kasus transmisi lokal yang meluas."

Wisnu belum mendapatkan laporan dari tim kesehatan terkait rencana swab yang dilakukan kepada orangtua GALP. Tim kesehatan, kata Wisnu sudah terjun ke lapangan untuk melakukan penelusuran kontak. Wisnu juga masih menelusuri dugaan asal GALP terinfeksi.

"Kita masih tracing," ucapnya. "Yang jelas ini kan dari orang ke orang. Ini berbahaya transmisi lokal. Kita telusuri siapa yang bersentuhan. Juga waktu yang merawat sakit dan waktu penguburan."

(wk/lara)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait