Ada Demo George Floyd, Wapres AS Sebut Belum Temukan Kenaikan Kasus COVID-19 Baru
Dunia

Menjawab kekhawatiran sejumlah ahli, Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence mengumumkan belum ada pertambahan kasus baru COVID-19 usai munculnya aksi demo terkait kematian George Floyd.

WowKeren - Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan beberapa waktu terakhir usai mencuatnya kasus kematian George Floyd. Pria kulit hitam yang meninggal karena kekerasan dan sikap rasis seorang polisi.

Peristiwa tersebut kemudian menggerakan demonstrasi besar-besar di kota Minneapolis, AS. Demonstrasi yang berlangsung selama 2 pekan ini tentunya dikhawatirkan akan menjadi episentrum baru penyebaran virus corona (COVID-19) di Negeri Paman Sam tersebut.

Menjawab kekhawatiran tersebut, Wakil Presiden AS, Mike Pence, menyatakan belum ada tanda-tanda peningkatan kasus virus corona sejak dua minggu protes tersebut yang berujung bentrok dan kerusuhan. "Apa yang dapat saya katakan adalah bahwa pada titik ini, kami tidak melihat peningkatan dalam kasus-kasus baru sekarang, hampir dua minggu sejak protes pertama mulai berlaku," kata Pence dalam sebuah wawancara di Fox Business Network dilansir Reuters, Kamis (11/6).


Sementara itu, Anthony Fauci, salah seorang pakar penyakit menular yang tergabung dalam Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Gedung Putih yang diketuai Pence, telah menyatakan keprihatinan tentang demonstrasi selama pandemi virus corona. "Ketika Anda mendapatkan perkumpulan orang seperti yang kita lihat dengan demonstrasi, itu berisiko (penularan virus corona," katanya dalam sebuah wawancara di ABC.

Selain itu, kekhawatiran terkait gelombang kedua corona yang akan datang akibat aksi demo besar-besaran tersebut makin bertambah setelah seorang anggota dari Tentara Garda Nasional Minnesota (Minnesota National Guard) dikonfirmasi positif terinfeksi virus Corona sedangkan 9 lainnya menunjukkan gejala klinis COVID-19.

Hal ini membuat Tentara Garda Nasional Minnesota berencana untuk melakukan tes terhadap seluruh anggotanya. "Semua anggota kami diperiksa kesehatannya, termasuk untuk gejala COVID-19," ungkap Letnan Kolonel Dean Stulz selaku Juru Bicara Pasukan Garda Nasional Minnesota, Selasa (2/6) lalu.

Seperti yang telah diketahui, Amerika Serikat masih berada di peringkat pertama sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Dengan total kasus positif sebanyak 2.066.401 dan kematian 115.130. Sementara yang sembuh berjumlah 1.142.777 orang.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru