Virus Corona Bermutasi Jadi 10 Kali Lebih Tangguh, Ternyata Hanya Infeksi Daerah Seperti Ini
Health

Peneliti menemukan virus Corona yang berkembang di daerah tertentu memiliki sifat yang membuatnya jadi 10 kali lebih agresif, ganas, serta tangguh dibandingkan virus Corona pada umumnya.

WowKeren - Banyak peneliti sudah memastikan sifat biologis virus memang tidak stabil sehingga mudah sekali bermutasi. Namun yang tak disangka, virus Corona penyebab COVID-19 kembali bermutasi dan kali ini bahkan disebut-sebut hampir 10 kali lebih menular daripada virus asli yang muncul di Tiongkok.

Lebih tepatnya adalah virus Corona strain D614G yang dinilai jauh lebih "tangguh" ketimbang virus yang berkembang saat ini. Namun ternyata virus jenis ini pun hanya beredar di daerah tertentu, yakni hanya di wilayah dengan angka kematian COVID-19 terbanyak di dunia.

Lebih spesifik, sejauh ini galur D614G SARS-CoV-2 hanya terindentifikasi di wilayah seperti New York, Italia, dan Inggris yang memang angka kematian akibat COVID-19 nya begitu tinggi. Sementara di negara-negara lain belum teridentifikasi.

Lantas karakter apakah yang membuat virus Corona jenis ini begitu menular? Dilansir dari Daily Mail pada Senin (15/6), rupanya hal ini tak lepas dari jumlah tonjolan mahkota di bagian luar virus yang jauh lebih banyak ketimbang jenis lain.


Dengan karakter seperti itu, virus jadi lebih cepat menginfeksi sel manusia. Selain itu, tonjolan tersebut juga membuat virus menjadi lebih menular sekaligus lebih stabil dan tangguh. Peneliti menemukan setidaknya ada 4 sampai 5 kali lebih banyak mahkota di virus galur ini ketimbang jenis penyebab COVID-19 biasanya.

Dengan sifat itu pula, virus menjadi lebih mudah menempel pada reseptor, yakni sel tubuh manusia. Sehingga wajar bila virus galur ini sangat menular diantara manusia, meski sejauh ini peneliti hanya melihat sifatnya dari penelitian laboratorium yang begitu dikontrol dan belum benar-benar melihat langsung kondisi di lapangan.

"Ya, ini masuk akal. Penelitian ini berkualitas," ujar Profesor Ian Jones, seorang Pakar Virologi dari University of Reading, Inggris. "Dan itu artinya virus dapat berhasil menginfeksi pada dosis yang lebih rendah dan menyebar dengan lebih luas."

Hal senada juga disampaikan oleh Dr Hyeryun Choe, Ph.D., seorang peneliti senior dalam riset tersebut. Ia menyebut virus Corona galur D614G jauh lebih menonjol dan agresif dibandingkan "kawan-kawannya", sebagaimana pengamatan di laboratorium.

"Virus yang sudah bermutasi ini jauh lebih menular daripada virus yang tidak bermutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," tuturnya. "Data kami sangat jelas, virus menjadi lebih stabil dengan bermutasi."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait