Norwegia Mendadak Hapus Semua Data Aplikasi Pelacakan dan Jejak COVID-19 Warganya
Getty Images
Dunia

Institut Kesehatan Publik Norwegia (NIPH) mengumumkan akan menghapus semua data dari aplikasi pelacakan transmisi virus corona (COVID-19) yang dikumpulkan sampai saat ini.

WowKeren - Pemerintah Norwegia mendadak mengumumkan bakal menghentikan aplikasi pelacakan dan jejak COVID-19. Aplikasi tersebut diluncurkan oleh sejumlah otoritas Norwegia untuk membatasi transmisi virus corona.

Selain itu, Institut Kesehatan Publik Norwegia (NIPH) juga akan menghapus semua data yang dikumpulkan sampai saat ini setelah muncul kritik dari Otoritas Perlindungan Data Norwegia (DPA). Pada Jumat (12/6) lalu, DPA mengatakan bahwa mengingat rendahnya penyebaran infeksi, maka pengumpulan data melalui aplikasi tersebut tidak dapat lagi dilihat masuk akal di tengah masalah privasi.

"Kami tidak sepakat dengan evaluasi DPA, namun merasa perlu untuk menghilangkan semua data dan menghentikan fungsi aplikasi tersebut," kata Institut Kesehatan Publik Norwegia melalui pernyataan.

"Kami akan mengurangi bagian penting dari kesiapan kami melawan penyebaran infeksi, sebab kami kini kehilangan waktu untuk pengembangan dan pengujian aplikasi tersebut," lanjut Institut Kesehatan Publik Norwegia.

Norwegia sendiri memang bisa dibilang cukup sigap menangani pandemi virus corona dengan melakukan sejumlah langkah tegas seperti lockdown ketat dan memulangkan seluruh pendatang asing yang berkunjung ke negara tersebut selain untuk keperluan bisnis.


"Kami mendorong orang-orang untuk meninggalkan Norwegia. Jika Anda tidak memiliki alasan pekerjaan atau bisnis, kami akan mengirim Anda kembali ketika datang di Norwegia sekarang-sekarang ini," tutur Presiden Norwegia, Erna Solberg.

Solberg menuturkan Norwegia sangat mengendalikan penularan corona sehingga transmisi lokal wabah di masa depan akan ditangani dengan pemeriksaan intensif dan penguncian wilayah (lockdown) khusus.

Saat ini, Norwegia sendiri sudah mencabut aturan lockdown dan kembali membuka sejumlah bisnis. Langkah ini dilakukan lantaran situasi perekonomian di Norwegia sudah masuk tahap serius. Bahkan Presiden Solberg memperkirakan negaranya akan menghadapi penurunan GDP hingga 4 persen.

Solberg juga mengakui wabah corona membuat harga minyak turun dan merugikan negara penghasil minyak seperti Norwegia. "Kami belum pernah mengalami hal seperti ini di Norwegia sejak Perang Dunia II," kata Solberg.

Sejauh ini Norwegia telah mencatatakan 8,647 kasus dengan 242 kematian yang dikonfirmasi. Pasien sembuh di negeri Ginseng tersebut mencapai 8,138, dan kasus aktif hanya sebanyak 267 jiwa.

Sementara itu, secara global pandemi virus corona telah menginfeksi lebih dari 8,1 juta jiwa di seluruh dunia. Angka kematian akibat virus ini mencapai lebih dari 439 ribu, dan pasien sembuh menyentuh angka 4,2 juta jiwa. Saat ini, kasus aktif COVID-19 dilaporkan mencapai 3,471,541 pasien.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait