Joe Biden Minta Twitter dan Facebook Hapus Postingan Trump Akibat Kisruh Surat Suara Pilpres AS
Dunia

Kisruh ini bermula saat Trump mengunggah postingan yang berisi kritik terhadap rencana pungutan suara via surat, di mana para pemilih dapat memberikan suaranya dari rumah di tengah pandemi corona.

WowKeren - Tim kampanye Joe Biden, capres AS dari Partai Demokrat, meminta Facebook dan Twitter untuk menghapus unggahan Presiden Donald Trump. Tim Biden menilai Presiden yang kembali mencalonkan diri di pilpres AS pada 3 November 2020 itu memberikan unggahan yang memuat pandangan keliru dan memfitnah sistem pungutan suara lewat surat.

Pada Senin (22/6) waktu setempat, Trump mengunggah postingan yang berisi kritik terhadap rencana pungutan suara via surat, yang diketahui telah diterapkan sejumlah negara bagian. Sistem itu digunakan demi memfasilitasi para pemilih yang khawatir tertular virus, sehingga mereka dapat memberikan suaranya dari rumah.

Presiden dari Partai Republik itu menyebut bahwa kebijakan tersebut tidak masuk akal lantaran surat suara belum tentu benar-benar dikirimkan ke alamat yang sesuai dan bisa dipalsukan.

"Jika orang-orang dapat ke luar rumah dan ikut aksi protes, berbuat rusuh, serta menjarah toko-toko dan membuat kericuhan lainnya, mereka juga dapat ke luar (rumah) dan MEMBERIKAN SUARA - itu akan menjaga pemilihan ini tetap jujur," tulis Trump. "Jutaan surat suara dikirim ke rumah warga, siapa yang tahu surat suara itu ke mana dan dikirim ke siapa?" ujar dia.

Trump, yang menolak pungutan suara via surat, selama beberapa minggu terakhir telah mengatakan pada para pendukungnya bahwa Partai Demokrat akan menyalahgunakan sistem itu untuk menang pada pemilihan presiden November tahun ini.


Trump juga mengatakan pungutan suara via surat dapat membuat dia kalah dalam pemilihan presiden. "Jika kalian setuju (dengan sistem itu), kalian mungkin tidak akan pernah melihat seorang calon (presiden) dari Partai Republik terpilih lagi di negara ini," tuturnya dalam sebuah wawancara.

Sementara tim kampanye Trump menilai kebijakan ini dapat mengancam integritas pemilu lantaran daftar pemilih memuat orang-orang yang pindah alamat bahkan meninggal dunia. Bukan hal yang mustahil apabila daftar tersebut nantinya dipalsukan.

"Daftar pemilih banyak memuat orang-orang yang telah pindah alamat, bahkan meninggal dunia," kata juru bicara tim kampanye Trump, Tim Murtaugh, menanggapi tanggapan juru kampanye Biden. "(Sistem) ini merupakan undangan terbuka terhadap penipuan dan mengancam integritas pemilihan umum," tudingnya.

Tim kampanye Biden lantas mengatakan Trump memaksa warga AS untuk membuat pilihan antara melindungi kesehatan dan menggunakan hak pilihnya. "Hari ini, dia (Trump) mengunggah banyak cicitan yang berisi teori konspirasi tidak berdasar hanya demi mendiskreditkan sistem pungutan suara via surat," kata manajer kampanye Biden, Jen O'Malley Dillon, lewat pernyataan tertulis.

"Tim kampanye kami telah mengirim surat ke Twitter dan Facebook meminta disinformasi ini, yang bertujuan merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu kita, agar segera dihapus," tuturnya menambahkan.

Sementara itu, perwakilan pihak Facebook mengatakan unggahan Trump tidak melanggar kebijakan perusahan, sehingga postingannya itu tidak akan dihapus. Sedangkan juru bicara Twitter juga menyampaikan unggahan Trump tidak melanggar kebijakan perusahaan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru