Analis Soal Kim Jong Un yang Tunda Rencana Militer ke Korsel: Menunda Bukan Berarti Membatalkan
Dunia

Kim Jong Un dan para petinggi Korea Utara sepakat untuk menunda rencana militer terhadap Korea Selatan setelah berdiskusi membahas situasi yang memanas antar-Korea beberapa waktu terakhir.

WowKeren - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memutuskan untuk menunda rencana militer terhadap Korea Selatan. Keputusan itu diambil setelah diskusi yang dilakukan oleh para petinggi dalam membahas situasi yang memanas antara Korut dan Korsel.

Terkait keputusan Kim Jong Un ini, Kim Dong-yub selaku analis dari Institute for Far Eastern Studies, Seoul, justru mengatakan bahwa kemungkinan Korut sedang menunggu tindakan lebih lanjut dari Korsel. Kim Dong-yub menilai Korut hanya menunda aksi militer tersebut, alih-alih membatalkan.

"Yang jelas, Korut mengatakan (aksi militer) ditunda, tidak dibatalkan," kata analis sekaligus mantan pejabat militer Korsel yang berpartisipasi dalam negosiasi militer antar-Korea tersebut.

Senada dengan Kim Dong-yub, profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley, juga mengatakan Korut akan mencari sesuatu yang utama dari Korsel. Kim mungkin melihat komitmen untuk melanjutkan operasi di pabrik bersama yang ditutup di Kaesong, yang merupakan lokasi kantor penghubung antar-Korea yang diledakkan oleh Korut beberapa pekan lalu.

Sedangkan juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Yoh Sang-key, mengatakan Seoul sedang meninjau dengan saksama laporan tentang keputusan terbaru dari Korut. Belum ada komentar lebih lanjut menanggapi pertemuan dan keputusan tersebut.


Di sisi lain, ketegangan Korut dan Korsel ini dipicu oleh tindakan Pyongyang yang meledakkan kantor penghubung inter-Korea di perbatasan. Korut meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di kota perbatasan Kaesong pada Selasa (16/6). Penghancuran kantor itu dilakukan Pyongyang lantaran merasa tak puas dengan Seoul karena tak bisa menghentikan para aktivisnya di perbatasan.

Presiden Korut Kim Jong Un disebut geram dengan ulah aktivis Korsel yang kerap mengirimkan selebaran propaganda anti-Korut ke perbatasannya. Diketahui, sebagian dari aktivis Korsel itu merupakan pembelot dari Korut. Langkah itu dianggap Pyongyang membahayakan negaranya.

Beberapa kelompok yang dipimpin pembelot secara teratur mengirimkan selebaran bersama dengan makanan, uang kertas 1 dolar AS, radio mini dan stik USB, yang berisi tayangan drama dan berita Korea Selatan. Barang-barang itu biasanya dikirim dengan balon atau dalam botol di sungai melewati perbatasan.

Akibat hal itu, adik Kim Jong Un sekaligus pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, yakni Kim Yo Jong, sempat melontarkan kritik kepada Presiden Moon Jae-in. Dia menyebut Moon telah gagal mengimplementasikan salah satu dari pakta perjanjian 2018. Dia juga mengatakan bahwa Moon telah dan menempatkan lehernya ke dalam jerat pendukung Amerika.

Sebelum meledakkan kantor penghubung, Korut pun telah melontarkan sejumlah ancaman terhadap Korsel. Belum lama ini, Pyongyang menyatakan telah memutus hubungan komunikasi militer dan politik dengan Seoul akibat insiden selebaran propaganda tersebut.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait