Menko Airlangga Bongkar 5 Sektor Usaha Yang 'Tahan Banting' Lawan Corona
Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto membongkar 5 jenis sektor usaha yang sejauh ini tidak terpengaruh oleh pandemi corona. Apa saja?

WowKeren - Pandemi virus corona telah menjadi momok yang begitu menakutkan bagi masyarakat dunia. Tidak hanya mengancam nyawa, pandemi COVID-19 juga telah menghantam perekonomian dunia dan di Indonesia.

Dampaknya, sejumlah sektor usaha banyak yang bangkrut karena harus ditutup. Hal ini imbas dari kebijakan pemerintah Indonesia yang sempat menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga meminta masyarakat untuk melakukan karantina mandiri selama pandemi.

Meski demikian, rupanya ada sejumlah sektor usaha yang tidak terpengaruh dengan pandemi. Bahkan, sejumlah usaha tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi di tengah situasi ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengatakan ada 5 sektor yang terlibat kebal melawan COVID-19. Kelima sektor yang pertumbuhannya masih positif di tengah pandemi di antaranya industri rokok dan tembakau, makanan pokok, batubara, farmasi dan alat kesehatan, serat minyak nabati atau hewani.


Kelima sektor tersebut dilaporkan sejak awal tahun sampai dengan 17 Juni 2020 sama sekali tidak terpengaruh pandemi, dan justru meningkat. Airlangga bahkan memaparkan pertumbuhan ekonomi setiap sektor tersebut

Dari bahan presentasi, Airlangga menjelaskan jika hingga 17 Juni 2020, perekonomian industri rokok dan tembakau tumbuh 46 persen. Kemudian sektor makanan pokok tumbuh 51 persen, batubara 43 persen, farmasi dan alat kesehatan 49 persen, dan minyak nabati/hewani 52 persen.

Airlangga secara khusus mengapresiasi pertumbuhan ekonomi minyak nabati yang dinilai membantu perekonomian lebih cepat pulih. ”Dari minyak nabati, terutama CPO berhasil membuat B30 dan kelima sektor ini bisa membuat ekonomi pulih dengan lebih cepat,” terang Airlangga.

Sementara itu, Airlangga menyebutkan jika sejumlah usaha seperti otomotif dan transportasi, pertambangan dan properti telah mengalami penurunan nilai ekonomi. Hal ini disebabkan karena angka produktivitas mereka menurun. “Turun sangat dalam mendekati minus 37 persen,” kata Airlangga dalam sebuah diskusi publik virtual di Universitas Padjajaran dan Universitas Hasanuddin, Jumat (26/6).

Meski demikian, Airlangga membagikan kabar baik, yakni aktivitas ekonomi di Indonesia perlahan sudah mulai bergerak mulai Mei dan Juni ini. Diantaranya adalah produktivitas industri pembangunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi sudah mulai meningkat imbas kebijakan new normal.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru