Disurati Ratusan Ilmuwan, WHO Akhirnya Akui Kemungkinan Virus Corona Menyebar Via Udara
Dunia

Sebelumnya, WHO bersikeras bahwa penularan virus corona terjadi melalui tetesan alias droplet yang dikeluarkan dari hidung atau mulut pasien yang terinfeksi.

WowKeren - Ratusan ilmuwan dari 32 negara mengirimkan surat terbuka untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang isinya mengklaim jika virus corona kemungkinan ditularkan melalui udara atau airborne. Kini untuk pertama kalinya, WHO mengakui adanya kemungkinan virus corona menyebar melalui partikel kecil di udara.

Meski demikian, pejabat WHO memperingatkan bahwa bukti temuan tersebut baru sekadar bukti awal dan perlu penilaian lebih lanjut. Apabila penularan virus corona melalui udara ini terkonfirmasi, maka pedoman WHO tentang pencegahan penyebaran COVID-19 kemungkinan akan diubah.

Sebelumnya, WHO bersikeras bahwa penularan virus corona terjadi melalui tetesan alias droplet yang dikeluarkan dari hidung atau mulut pasien yang terinfeksi. Adapun droplet tersebut tidak melekat di udara melainkan jatuh ke permukaan, itu sebabnya mencuci tangan telah diidentifikasi sebagai langkah pencegahan utama penularan COVID-19.

Kini, WHO mengakui bahwa transmisi udara mungkin terjadi dalam penularan COVID-19. Melansir BBC pada Rabu (8/7), pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, mengatakan bahwa bukti yang muncul dari penularan virus Corona melalui udara di "lingkungan ramai, tertutup, dan berventilasi buruk yang telah dijelaskan, tidak dapat dikesampingkan".


Sebelumnya, surat terbuka dari 239 ilmuwan tersebut menuduh WHO telah meremehkan kemungkinan transmisi udara COVID-19. Dalam surat tersebut, para peneliti menguraikan bukti yang menunjukkan jika virus corona memiliki partikel yang lebih kecil dan dapat menginfeksi manusia melalui udara.

Salah satu ilmuwan yang menandatangani surat terbuka tersebut, Jose Jimenez, mengaku bahwa mereka hanya ingin WHO mengakui bukti-bukti transmisi udara tersebut. "Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus mengumumkannya kepada publik karena mereka (WHO) menolak untuk mendengar bukti setelah banyak percakapan dengan mereka," tutur ahli kimia di University of Colorado tersebut kepada kantor berita Reuters.

Sementara itu, Profesor Benjamin Cowling dari Hong Kong University menyatakan bahwa temuan tersebut memiliki implikasi penting. Profesor Cowling yang juga menandatangi surat terbuka tersebut menjelaskan bahwa kemungkinan transmisi udara ini akan mempengaruhi protokol kesehatan yang seharusnya diterapkan.

"Dalam pengaturan layanan kesehatan, jika penularan aerosol (via udara) menimbulkan risiko maka kami memahami bahwa petugas layanan kesehatan harus benar-benar mengenakan peralatan pencegahan terbaik," terang Profesor Cowling. "Dan sebenarnya WHO mengatakan bahwa salah satu alasan mereka tidak tertarik untuk berbicara tentang penularan aerosol COVID-19 adalah karena jenis masker khusus ini tidak cukup tersedia untuk banyak bagian dunia."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait