Hadapi Pukulan Ekonomi Pandemi Corona, Tiga Negara ASEAN Ini Bersatu Cari Solusi
Pixabay
Dunia

Tiga negara ASEAN yang tergabung dalam MT-GT menyatakan komitmen untuk bersatu dan menjalin kerja sama dalam menghadapi dampak buruk pandemi virus corona (COVID-19).

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) yang menghantam dunia saat ini telah menciptakan situasi krisis, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Dalam menghadapi dampak pandemi, tiga negara ASEAN bersatu dan bekerja sama.

Tiga negara ASEAN ini tergabung dalam IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle). Ketiganya sepakat untuk menghadapi dampak pandemi COVID-19 bersama di sektor ekonomi.

Komitmen Indonesia, Malaysia da Thailand ini akan diwujudkan dalam bentuk upaya pemulihan ekonomi selama pandemi. Tiga negara ini juga menegaskan akan terus melakukan pemulihan ekonomi yang diiringi dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Kerja sama ketiga negara tersebut diungkapkan dalam konferensi tentang "Managing the Impact of Covid-19 on IMT-GT Working Group on Human Resources” yang digelar pada Rabu (8/7). Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan mengatakan jika pemulihan ekonomi di kawasan Indonesia, Malaysia, dan Thailand membutuhkan komitmen bersama.


“Dibutuhkan kolaborasi strategis antar negara tetangga,” kata Budi melalui video conference di Jakarta (8/7). “Khususnya dalam kerangka kerja sama IMT-GT yang berfokus pada pemulihan ekonomi subregional di wilayah perbatasan Indonesia, Malaysia, dan Thailand.”

Budi menjelaskan sejak wabah virus corona merebak, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN mengalami penurunan. Data Asian Development Bank (ADB) menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN mengalami penurunan dari 4,7 persen di tahun 2019 menjadi 1 persen di kuartal pertama tahun 2020.

Budi juga memaparkan laporan dari ILO mengenai pekerja di kawasan ASEAN. Dari laporan tersebut diketahui jika banyak pekerja dari banyak kalangan di kawasan ASEAN mengalami penurunan pendapatan dan bahkan kehilangan pekerjaan.

”Bahkan kehilangan tunjangan dan perlindungan sosial terkait pekerjaan, dan kerap kali resiko tersebut lebih tinggi pada pekerja migran perempuan,” jelas Budi. “Krisis tersebut tidak hanya berdampak pada sektor formal tetapi juga sektor Informal dan kelompok pekerja tertentu seperti pekerja muda dan pekerja lansia.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru