Pandemi COVID-19 Bawa Dampak Besar Pada Kesehatan Mental Anak-anak
Pixabay
Health

Pandemi COVID-19 rupanya juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental anak-anak dan remaja. Layanan psikologi Sejiwa mencatat keluhan stres pada anak setiap harinya selama pandemi.

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) memberi dampak besar terhadap kesehetan. Tak hanya fisik, kesehatan mental juga terancam karena adanya wabah mematikan tersebut.

Bahaya kejiwaan tersebut lebih sering ditujukan kepada para anak-anak dan remaja. Hal ini dikonfirmasi oleh layanan psikologi sehat untuk jiwa (Sejiwa).

Sejak 9 April 2020 lalu, berbagai keluhan tentang masalah kejiwaan pun banyak dirasakan oleh para anak dan remaja. Setidaknya ribuan keluhan masuk setiap hari akan hal ini.

Asdep Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Valentina Ginting mengatakan keluhan paling banyak umumnya adalah stres pada anak. Hal tersebut disebabkan oleh komunikasi dalam hal belajar di rumah bersama dengan orang tua yang tidak baik.


"Banyak yang mengadu soal perbedaan cara mengajar orang tua dan guru saat di rumah," ungkap Valentina dalam Media Talk bersama KPPPA, Jumat (10/7). "Misalnya, saat mengerjakan PR (pekerjaan rumah), anak-anak mengeluh bahwa mereka stres karena suka dimarahi orang tua. Memang karena orang tua kan tidak memiliki latar belakang pendidikan untuk mengajar."

Keluhan lain yang banyak ditemui juga terkait kecenderungan depresi dan kecemasan. Valentina mengatakan hal tersebut sebagian besar muncul akibat banyak anak merasa tertekan dengan orang tua yang sosio-ekonominya terdampak.

“COVID-19 ini banyak membuat masyarakat di-PHK. Anak-anak yang melihat orang tua demikian tentu ikut merasakan." paparnya. "Karena mereka masih terlalu kecil dan belum bisa mengendalikan emosi, kesehatan mental pun menjadi sasaran."

Dengan segala dampak yang dialami anak-anak, Valentina pun mengimbau agar mediasi bisa dilakukan agar masalah mental segera bisa diatasi. Sejiwa sendiri juga menyediakan layanan pendampingan jika dibutuhkan.

"Apabila mediasi tidak manjur lewat sambungan telepon, anak-anak bisa meminta pendampingan," jelasnya. "Sampai ke desa-desa pun kita siapkan kader PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) untuk memberi edukasi tentang perlindungan anak."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait