DKI Jakarta 3 Kali Pecah Rekor Kasus Corona Dalam Seminggu, Anies Peringatkan Hal Ini
Nasional

Hingga kini, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Ibu Kota telah mencapai 14.361 pasien dengan 9.200 orang dinyatakan sembuh dan 702 orang dilaporkan meninggal dunia.

WowKeren - DKI Jakarta kembali mencatat rekor kasus positif COVID-19 harian pada Minggu (12/7), yakni sebanyak 404 kasus baru. Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan, Ibu Kota telah tiga kali mencatat rekor penambahan kasus corona harian dalam sepekan terakhir.

"Dalam seminggu terakhir ini kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan harian," tutur Anies dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Pemprov DKI pada Minggu (12/7). "Dan hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani (COVID-19) di Jakarta."

Sebelumnya, DKI mencatat 308 kasus COVID-19 baru pada Selasa (7/7) dan 359 kasus baru pada Jumat (10/7). Hingga kini, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Ibu Kota telah mencapai 14.361 pasien dengan 9.200 orang dinyatakan sembuh dan 702 orang dilaporkan meninggal dunia.

Pecah rekor ini membuat Anies mengingatkan warga soal kembali ke status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ketat. Ia meminta agar warga Ibu Kota tidak merasa telah terbebas dari pandemi corona.


"Jadi saya ingin mengingatkan kepada semua warga Jakarta harus ekstrahati-hati. Jangan anggap enteng. Jangan merasa kita sudah bebas dari COVID-19. Karena nanti kalau kondisi ini berlangsung terus, bukan tidak mungkin kita akan kembali ke situasi sebelum ini (PSBB)," jelas Anies. "Karena itulah saya ingin menyampaikan kepada semuanya, ada titik-titik yang harus diwaspadai."

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut meminta agar situasi ini tidak dianggap enteng. Mengingat lonjakan kasus corona baru masih terus terjadi.

"Saya ingatkan kepada semua, jangan sampai situasi ini jalan terus, sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency brake," tegas Anies. "Bila itu terjadi, kita semua harus kembali dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti. Kita semua akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus."

Selain itu, Anies juga mengungkapkan sejumlah klaster corona di masa PSBB transisi. "Nah, selama Juni tanggal 4 sampai sekarang, klaster terbesar otomatis adalah pasien rumah sakit, itu 45,26 persen. Kedua adalah pasien di komunitas 38 persen. Mereka yang berada di lingkungan kita. Lalu di mana? Di pasar, pasar itu 68 persen, dan pekerja migran Indonesia itu 5,8 persen. Sisanya dari perkantoran," pungkas Anies.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru