Hasil survei mengungkapkan jika 80 persen masyarakat percaya jika Indonesia sedang berada di ambang krisis dan akan mengalami resesi ekonomi. Begini fakta-faktanya.
- Ruth Meliana
- Rabu, 15 Juli 2020 - 16:46 WIB
WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) telah menghantam perekonomian dunia. Sejumlah negara bahkan telah mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi terus terpuruk.
Sebagai contoh Singapura yang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif untuk dua kuartal berturut-turut alias resesi. Dilansir dari Reuters, ekonomi Negeri Singa itu terpuruk di posisi minus 41,2 persen pada kuartal II 2020.
Kontraksi tersebut disebabkan akibat kebijakan Singapura yang melakukan pembatasan sosial dan lockdown demi menekan laju penyebaran virus corona. Padahal, perekonomian Singapura yang menjadi hub kegiatan ekspor impor di Asia Tenggara sangat bergantung pada sektor perdagangan.
Situasi serupa mengancam Indonesia dengan adanya wacana akan menggelar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kali kedua imbas lonjakan kasus COVID-19. Hal tersebut dinilai akan membuat perekonomian Tanah Air akan terus terpuruk.
Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana membenarkan jika PSBB kedua akan memperburuk kondisi ekonomi. Ia juga menyimpan harapan agar pemerintah tidak kembali menerapkan PSBB.
“Mudah-mudahan sih nanti masih bisa dikontrol,” ujar Jemmy dalam diskusi online BizInsight Bank Commonwealth dan Sucor Asset Management, Selasa (14/7). “Dan tidak menempuh lockdown atau PSBB kedua supaya membuat ekonomi tidak terlalu parah lagi.”
Berdasarkan hasil survei dari SMRC, sebanyak 80 persen masyarakat bahkan percaya jika Indonesia sedang berada di ambang krisis moneter. Mereka turut meyakini jika Indonesia dalam waktu dekat juga akan menyusul Singapura dan mengalami resesi.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengaku tidak heran dengan hasil survei tersebut. Ia mengatakan Indonesia memang kemungkinan akan mengalami resesi sesuai dengan berbagai prediksi. Salah satu prediksi yang datang dari BPS meramalkan ekonomi Indonesia bakal minus di kuartal kedua.
(wk/lian)