Bank Dunia Ikut Soroti PSBB, Sebut Ekonomi RI Bisa Alami Kontraksi
Nasional

Kontraksi ekonomi global yang terjadi hingga 5,25 persen dalam PDB menunjukkan jika kondisi global tengah mengalami resesi terparah sejak Perang Dunia II.

WowKeren - Bank Dunia berbicara mengenai kondisi perekonomian Indonesia ke depannya. Mereka memprediksi jika pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah stagnan alias tidak tumbuh atau nol persen.

Bank dunia pun juga menyinggung terkait pembatasan sosial berskala besar. Ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami kontraksi bahkan minus 2 persen jika RI kembali menerapkan PSBB.

Kontraksi ekonomi global yang terjadi hingga 5,25 persen dalam PDB menunjukkan kondisi global tengah mengalami resesi terparah sejak Perang Dunia II. Dibanding resesi global yang pernah terjadi pada 2009 lalu, resesi kali ini bisa lebih parah bahkan tiga kali lipatnya. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen.

"Untuk Indonesia, kami prediksikan pertumbuhan ekonomi akan turun cukup signifikan," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/7). "Forecast 0 persen pada tahun ini."


Namun dibanding prediksi kontraksi ekonomi yang akan dialami oleh kawasan Asia Pasifik, Indonesia tidak lebih buruk. Bank Dunia memperkirakan jika di kawasan tersebut kontraksi ekonomi akan terjadi lebih alam hingga 6 persen.

Adapun hal ini disebabkan oleh keputusan sejumlah negara untuk memberlakukan lockdown di wilayah mereka masing-masing. Langkah ini perlu dilakukan guna menekan penyebaran virus corona.

Sementara itu terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bakal stagnan, dipengaruhi oleh sejumlah hal. Yang pertama karena memang terimbas dampak ekonomi global yang juga terpuruk akibat pandemi COVID-19.

Lalu faktor kedua adalah langkah Indonesia untuk kembali membuka aktivitas perekonomian Agustus nanti. Kemudian yang terakhir adalah tidak adanya gelombang pandemi. Tentu saja, jika tiga hal ini berubah maka bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan ikut terdampak. Bisa jadi kontraksi ekonomi yang terjadi akan lebih besar.

"Jadi apabila kita gunakan asumsi di mana kontraksi ekonomi akan jadi lebih ketat dan pembatasan pergerakan akan kembali lagi," lanjutnya. "Maka pertumbuhan ekonomi bisa capai minus 2 persen pada 2020."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait