Tak Lagi Kebal, Remaja Belasan Tahun Kini Bisa Tularkan Corona Seefektif Orang Dewasa
Health

Sekelompok peneliti dari Korea Selatan menemukan kelompok remaja berusia 10-19 tahun terbukti bisa tertular dan menularkan virus Corona penyebab COVID-19 seefektif orang dewasa.

WowKeren - Pada awal pandemi virus Corona, para ilmuwan dan otoritas kesehatan ikut mengamati seberapa besar potensi penularan COVID-19 di anak-anak dan remaja. Dan hasilnya kebanyakan melihat mereka mudah tertular maupun menularkan, kalaupun bisa tidak seefektif orang dewasa.

Namun belakangan pandangan itu dibantahkan lewat hasil penelitian yang dilakukan di Korea Selatan. Menurut hasil penelitian itu, remaja berusia mulai dari 10 tahun ke atas ternyata bisa menyebarkan virus seefektif orang dewasa.

Tim penelitian yang dipimpin oleh dokter dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, Park Young Joon, memeriksa laporan pelacakan kontak pasien di Korea Selatan saat kasus COVID-19 pertama terjadi. Dari data tersebut, 5.706 orang dikonfirmasi sebagai pasien yang terinfeksi.

Setelah dilakukan pelacakan kontak, sebanyak 59.073 orang melakukan kontak dengan pasien positif tersebut. Sebanyak 11,8 persen orang tertular dilaporkan tinggal serumah dengan pasien positif, sedangkan hanya 1,9 persen yang tidak.


"Deteksi pada orang yang tinggal satu rumah dengan pasien positif lebih tinggi daripada yang tidak," ujar Park yang dikutip dari Science Alert pada Selasa (21/7). "Dan mungkin penularan terjadi saat sebagian besar anggota keluarga tinggal di rumah."

Selain itu, peneliti juga membagi para pasien dalam kelompok kategori usia yakni 0-9 tahun, 10-19 tahun, dan seterusnya sampai lebih dari 80 tahun. Hasilnya mereka yang berada di rentang usia 10-19 tahun ternyata memiliki tingkat infeksi yang sama dengan orang dewasa.

Mereka bisa menyebarkan virus ke orang yang berada dalam satu rumah dengan persentase penyebarannya sebesar 18,6 persen. Sedangkan pada anak usia 0-9 tahun, potensi penularannya hanya 5,3 persen yang artinya penularan dari mereka paling sedikit terjadi.

Para peneliti mengakui adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, salah satunya pendeteksian orang-orang yang terinfeksi tanpa gejala. Kendati demikian, hasil studi ini menunjukkan bahwa ada perubahan respons imun dan remaja berusia belasan tahun berpotensi untuk menjadi carrier alias pembawa virus Corona.

"Saya khawatir jika anak-anak tidak terinfeksi dengan cara yang sama dengan orang dewasa, populasi mereka terus bertambah," kata peneliti penyakit menular, Michael Osterholm dari Universitas Minnesota. Hal ini sekaligus memaksa remaja belasan tahun untuk lebih ketat mematuhi protokol kesehatan, termasuk ketika sudah diperkenankan mengikuti kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru