Demo Anies Baswedan, Ini Jeritan Para Pekerja Hiburan Malam di Tengah Pandemi
Instagram/satpolpp.dki
Nasional

Pekerja yang bergerak di sektor hiburan diskotek, karaoke, hingga griya pijat ini menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Gubernur Anies Baswedan karena usaha mereka masih belum diizinkan beroperasi hingga sekarang.

WowKeren - Para pengusaha pekerja tempat hiburan malam melaksanakan demo di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (21/7) hari ini. Pekerja yang bergerak di sektor hiburan diskotek, tempat karaoke, hingga griya pijat ini menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Gubernur Anies Baswedan karena usaha mereka masih belum diizinkan beroperasi hingga sekarang.

Diketahui, tempat hiburan malam tidak menjadi sektor usaha yang dibuka secara bertahap di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Tempat- tempat hiburan tersebut masih belum diizinkan kembali beroperasi untuk mencegah adanya penularan virus corona (COVID-19).

Menurut Ketua Asosiasi Karyawan Hiburan dan Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija), Hana Suryani, tak ada kejelasan dari pemerintah terkait nasib sejumlah sektor hiburan yang masih ditutup. Hal ini dinilainya tidak adil.

"Mau sampai kapan usaha hiburan ditutup? Tidak ada perhatian dari pemerintah baik Pemprov (DKI) maupun (pemerintah) pusat kepada kami," ujar Hana pada hari ini. "Di mana keadilan buat kami? Kami hanya disuguhkan dengan kepanikan dan kecemasan. Justru ini yang membuat kami tidak sehat."

Lebih lanjut, Hana menilai audiensi antara Pemprov DKI dengan pihaknya tidak pernah membuahkan solusi. Akibatnya, kini sudah banyak pengusaha sektor hiburan yang terpaksa gulung tikar di tengah pandemi corona.


"Usaha hiburan juga sudah mengeluh kelaparan. Pengusaha- pengusaha sudah rugi dan gulung tikar," kata Hana. "Banyak pengusaha yang sudah tidak mampu membayar sewa gedung dan rukonya sehingga harus menutup tempat usahanya."

Adapun kerugian akibat penutupan sektor hiburan ini diperkirakan mencapai Rp 1 hingga 2 triliun, dengan penghitungan kerugian per hari mencapai Rp 500 juta. Selain itu, penutupan ini juga berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu pekerja di sektor hiburan ini. Hana juga mengungkapkan sejumlah "jeritan" para pekerja di tengah pandemi corona.

"Puluhan ribu karyawan sudah menjadi pengangguran dan kelaparan, serta mengalami kesusahan pada keluarganya," terang Hana. "Mulai dari tak sanggup membayar sewa kontrak rumah, diusir dari kontrakan, tak mampu membayar sekolah anak, membayar cicilan kendaraan, dan tak dapat membeli makan. Belum lagi usaha kecil lain yang berdampak."

Hana juga merasa bahwa tempat hiburan kerap disudutkan sebagai tempat penyebaran virus corona. Namun, tempat hiburan belum sempat dibuka kembali sejak PSBB pertama kali diterapkan di DKI. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar Anies mengizinkan supaya tempat hiburan bisa dibuka kembali.

"Imbauan dan diskusi tidak pernah diciptakan dalam rangka mencari solusi terbaik buat semua pihak. Yang ada usaha hiburan selalu disudutkan oleh tuduhan negatif tentang pelanggaran yang kami tidak perbuat, karena usaha kami saja belum buka," pungkas Hana. "Tempat usaha lain sudah dibolehkan buka, mengapa kami tidak?"

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait