Arab Saudi Siap Tutup Masjidil Haram Jelang Idul Adha
Pixabay
Dunia

Pemerintah Arab Saudi juga meminta warga untuk berbuka puasa pada hari Arafah di rumah masing-masing, bukan di masjid. Langkah ini tentu saja dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

WowKeren - Arab Saudi akan menutup Masjidil Haram untuk jemaah pada hari Arafah dan Idul Adha yang diperkirakan jatuh pada 31 Juli. Langkah ini tentu saja dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).

"Penangguhan salat di Masjidil Haram dan bangunan luarnya akan berlanjut. Kami mempersilakan orang-orang Mekah untuk berbuka puasa pada hari Arafah di rumah mereka," kata asisten komandan pasukan keamanan haji untuk Masjidil Haram, Mayjen Mohammed bin Wasl al-Ahmadi.

Selain perihal penutupan Masjidil Haram, al-Ahmadi juga membahas tahap pertama perencanaan haji yang telah selesai. Sebagai bagian dari tindakan pencegahan, jalur khusus tawaf dan sa’i telah ditentukan. "Kami terutama berfokus pada aspek kesehatan tahun ini karena situasi yang luar biasa. Tahap-tahap lainnya akan disampaikan beberapa hari mendatang," ujarnya.

Saudi membatasi jumlah jemaah haji tahun ini karena adanya pandemi COVID-19. Mereka yang diperkenankan melaksanakannya adalah warga, termasuk warga asing yang telah tinggal di negara tersebut.


Pemerintah telah mengeluarkan protokol keamanan serta pembatasan terkait COVID-19 yang harus dipatuhi selama penyelenggaraan ibadah haji untuk mencegah dan menekan penyebaran virus. Tindakan pencegahan itu antara lain semua jemaah, petugas di situs-situs suci, dan otoritas yang mengatur haji harus mengenakan masker setiap saat.

Pos pemeriksaan suhu tubuh juga disiapkan di semua pintu masuk, termasuk pintu tempat menginap, area tunggu bus, dan Masjidil Haram. Selain itu, jemaah juga dilarang memasuki situs suci Mina, Muzdalifah, dan Arafah tanpa izin haji, terhitung mulai 19 Juli hingga 2 Agustus. Kelompok jemaah dilarang berkerumun, termasuk dalam tenda penginapan.

Nantinya satu tenda didirikan seluas 50 meter persegi dan hanya diperbolehkan dihuni 10 orang. Mereka dilarang berbagi barang-barang pribadi, seperti handuk, peralatan pelindung, alat komunikasi, pakaian, dan produk cukur.

Para jemaah diizinkan menunaikan salat berjamah. Namun, mereka tetap diwajibkan mengenakan masker dan melakukan penjarakan fisik antara 1,5 hingga 2 meter. Untuk proses lempar jumrah, batu yang diberikan kepada para jamaah akan terlebih dulu disterilisasi.

Sementara itu, jemaah yang dicurigai terinfeksi COVID-19 akan tetap diizinkan melanjutkan prosesi haji mengingat mereka mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis. Namun, jamaah semacam itu akan digabung dalam kelompok yang sama. Mereka pun akan tinggal di akomodasi terpisah dari jamaah haji lainnya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru