Gubernur Koster Klaim Arak Bali Efektif Sembuhkan Pasien Corona Tanpa Gejala, Pakar Angkat Bicara
Getty Images
Nasional

Ahli Toksikologi sekaligus Ketua Peneliti Riset Ramuan Arak tersebut, Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta, menjelaskan terapi hirup uap arak untuk pasien COVID-19 tanpa gejala ini.

WowKeren - Gubernur Bali Wayan Koster mengklaim metode pengobatan tradisional dengan cara terapi arak efektif untuk menyembuhkan pasien positif COVID-19. Menurut Koster, tingkat kesembuhan terapi arak Bali ini mencapai 80 persen, khususnya bagi pasien yang tak bergejala alias asimtomatik.

Ahli Toksikologi sekaligus Ketua Peneliti Riset Ramuan Arak tersebut, Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta, lantas memberikan penjelasan khusus mengenai terapi tersebut. Menurut Gelgel, data empiris memang menunjukkan bahwa terapi menghirup uap arak dengan campuran ekstrak daun jeruk limau dan minyak kayu putih dapat mempercepat kesembuhan pasien corona tanpa gejala.

Namun demikian, masih butuh penelitian lebih lanjut terkait penggunaan arak tersebut sebagai obat dan bisa membunuh virus corona. Berdasarkan riset Gelgel, uap arak ini kemungkinan berperan sebagai cairan pembersih paru- paru.

"Mungkin (uap arak) sebagai desinfektan paru-paru," jelas Gelgel dilansir Kumparan pada Kamis (23/7). "Mungkin, karena ini perlu riset lagi untuk membuktikan apa sih yang terjadi kita lakukan inhalasi seperti ini."

Gelgel sendiri masih belum mau mengungkapkan komposisi lengkap ramuan tradisional itu. Ia mengaku tengah berupaya untuk mendapatkan hak paten pengobatan tradisional ini.


Adapun arak yang digunakan dalam terapi ini adalah arak khusus dan berkualitas, sehingga menghasilkan uap yang baik. Terapi hirup uap arak ini disebut Gelgel diberikan khusus untuk pasien COVID-19 tanpa gejala. Sedangkan untuk pasien kategori berat dan kritis, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Dalam terapi ini, pasien COVID- 19 diminta untuk menghirup uap arak selama satu menit dari nebulizer di pagi, siang dan malam hari. Setelah menghirup uap arak, pasien berolahraga dengan melakukan tarik dan lepas udara dari alat pernapasan.

Kemudian, pasien akan disarankan untuk berdoa demi meningkatkan rasa kebahagiaan mereka dan diminta untuk mengisi kuesioner. Menurut Gelgel, para pasien akan merasakan rongga pernapasan yang lebih lega dan segar setelah melakukan terapi ini.

"Saya paham efek toksik (racun). Kalau tanaman aromaterapi, daunan yang saya pakai (daun jeruk limau) enggak ada masalah dengan toksisitas ketika dia dihirup," ungkap Gelgel. "Kemudian kalau alhokol kadarnya sekitar 25 persen dari kadar itu maksmimum 0,2 mili yang terhirup. Dari kadar segitu enggak mungkin akan menimbulkan efek toksik, mabuk pun enggak ada."

Metode pengobatan ini disebut Gelgel sudah dilakukan terhadap pasien-pasien COVID-19 tanpa gejala yang dikarantina sejak awal Juli 2020 lalu. Hingga saat ini, tutur Gelgel sudah ada 800 pasien COVID-19 yang dirawat menggunakan terapi arak Bali ini dan dinyatakan sembuh.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru