Tak Hanya Dari Bumi, Virus 'Alien' Luar Angkasa Juga Bisa Ancam Kehidupan Manusia
Getty Images
SerbaSerbi

Para ilmuwan dari Exeter University dan University of Aberdeen melakukan studi untuk membuktikan ancaman virus atau bakteri 'alien' alias dari luar Bumi pada kehidupan manusia.

WowKeren - Beberapa waktu terakhir para ilmuwan menemukan sejumlah varian virus baru yang diduga-diduga bakal menjadi pandemi berikutnya setelah corona (COVID-19) yang merebak pada tahun 2019 lalu. Namun, apakah benar pandemi di Bumi bisa disebabkan oleh virus atau bakteri 'alien' alias dari luar Bumi?

Dari pertanyaan tersebut kemudian munculah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Exeter University dan University of Aberdeen. Mereka melakukan tes pada sel imun mamalia dalam merespon asam amino yang jarang ditemukan di Bumi, tapi umum ditemukan di meteorit.

Hasilnya, mereka menemukan sel-sel kekebalan tubuh dapat bereaksi terhadap asam amino yang tidak biasa, tetapi dengan cara yang dianggap 'kurang efisien' dibandingkan biasanya. Temuan ini menunjukkan juga mikroorganisme ekstraterestrial berpotensi menimbulkan risiko bagi misi ruang angkasa di masa depan, dan untuk kehidupan di Bumi jika terbawa kembali ke planet kita.

"Dunia sekarang hanya terlalu menyadari tantangan kekebalan yang ditimbulkan oleh munculnya patogen baru," kata penulis makalah dan ahli mikrobiologi Neil Gow dari University of Exeter


Hal ini sudah bukan lagi hal yang perlu dikejutkan. Pasalnya, apa yang ada di Bumi dengan planet lainnya jelas memiliki banyak perbedaan.

Inilah yang memicu untuk meneliti lebih jauh soal potensi penyebaran penyakit dari ruang angkasa. "Kami bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika kami dihadapkan pada mikroorganisme yang telah diambil dari planet atau bulan lain tempat kehidupan berevolusi," sambungnya.

Dalam penelitian mereka, Profesor Gow dan rekannya bereksperimen dengan sel T dari tikus, yang sistem kekebalannya bekerja dengan cara yang mirip dengan manusia, memaparkannya pada apa yang disebut peptida yang mengandung 'isovaline' dan '2-aminoisobutyric acid'. Kedua hal ini umum ditemukan di meteorit.

Para peneliti menemukan bahwa sel T tikus kurang efisien dalam bereaksi terhadap asam amino yang tidak biasa ini dan hanya memiliki tingkat aktivasi sebesar 15% dan 61%, dibandingkan dengan 82% dan 91% ketika terkena dua asam amino yang biasa ditemukan di Bumi.

Meski begitu, penelitian ini masih dibutuhkan riset lebih lanjut. Namun, terkait ancaman penyakit dari luar Bumi bukanlah hal yang mustahil. Untuk temuan lengkap dari penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Microorganisms.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru