AS Tak Terima Mahasiswa Asing Baru yang Kuliah Sistem Online Selama Pandemi
Dunia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah membuat aturan ketat pada imigrasi dan menangguhkan beberapa jenis visa untuk orang asing selama krisis virus corona.

WowKeren - Amerika Serikat mengumumkan pada hari Jumat (24/7) waktu setempat bahwa mereka tidak akan menerima pelajar asing baru yang hendak belajar dengan metode belajar online, setelah membatalkan aturan yang dikritik banyak pihak soal pemulangan pelajar asing karena pandemi virus corona. Perubahan kebijakan diumumkan dalam pernyataan oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE).

Dilansir dari CNN pada Sabtu (25/7), Presiden AS Donald Trump telah membuat aturan ketat pada imigrasi dan menangguhkan beberapa jenis visa untuk orang asing selama krisis virus corona.

Sebelumnya, sejumlah kampus bergengsi AS seperti Harvard University dan MIT mengajukan gugatan ke pengadilan distrik Boston pada 8 Juli lalu. Gugatan itu menyatakan bahwa langkah ICE telah menempatkan hampir seluruh perguruan tinggi di AS dalam kekacauan. Kebijakan itu membuat ratusan ribu mahasiswa internasional hidup tanpa pilihan pendidikan di AS.

Kemudian pada 14 Juli lalu, pemerintah AS berbalik arah dan membatalkan keputusan tersebut. "Pemerintah telah setuju untuk membatalkan keputusan itu serta implementasi arahannya," kata hakim federal Allison Burroughs dalam sidang kala itu.


Namun langkah itu dilihat sebagai usaha Trump untuk memberi tekanan pada institusi pendidikan yang mengadopsi pendekatan penuh kehati-hatian untuk membuka kembali kelasnya di tengah pandemi global COVID-19.

Seperti yang diketahui, Trump berkeinginan agar sekolah-sekolah di semua tingkatan dibuka kembali dengan kelas tatap muka, sebagai tanda dimulai era new normal seiring ia berjuang keras untuk terpilih kembali sebagai pemimpin AS dalam pemilihan umum pada bulan November ini.

Trump tetap mendorong pembukaan kelas tatap muka, meskipun virus merajalela di luar kendali di beberapa negara, dengan angka kematian AS tertinggi di dunia lebih dari 144 ribu dan jumlah kasus melampaui 4 juta.

Di sisi lain, menurut Chronicle of Higher Education, sekitar 9 persen universitas di AS berencana untuk memperpanjang perkuliahan secara online di musim gugur. Kini sejumlah universitas tengah mempertimbangkan program kelas hybrid yakni sebagian dilakukan tatap muka di kelas dan sebagian berlangsung online.

Sementara menurut Institute of International Education (IIE), ada lebih dari satu juta pelajar internasional mengenyam pendidikan di kampus-kampus di AS untuk tahun akademik 2018-2019 ini. Jutaan siswa asing itu menyumbang sekitar USD 44,7 miliar bagi perekonomian AS pada 2018. Sebagian besar siswa asing berasal dari Asia yakni Tiongkok, India, Korea Selatan, Arab Saudi, hingga Kanada.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait