Ini Respons Bijak IDI Soal Heboh Aksi Bali Tolak Rapid Test
Nasional

Heboh aksi Bali menolak tes corona dengan mengadakan konser tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) langsung memberikan tanggapannya.

WowKeren - Aksi Bali menolak tes virus corona (COVID-19) yang diadakan dengan menggelar demi berupa konser musik pada Minggu (26/7) telah menghebohkan publik. Terlebih, banyak massa dalam aksi yang diramaikan oleh musisi Jerinx SID ini terlihat mengabaikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) lantas angkat berbicara dan menyoroti aksi penolakan rapid test dan swab test tersebut. Menurut IDI, aksi tersebut sebagai sebuah pandangan yang salah.

”Jadi itu karena salah paham masyarakat, itu terjadi di mana-mana pada waktu wabah atau disangka wabah yang menakutkan masyarakat,” ungkap Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban seperti dilansir dari Detik pada Minggu (26/7). “Itu terjadi juga pada waktu HIV. Intinya, sikap masyarakat yang salah karena salah pemahaman.”

Zubairi menegaskan jika tes COVID-19 sangat penting untuk dilakukan semasa pandemi ini. Selain untuk mengetahui seseorang terkena virus corona atau tidak, tes COVID-19 juga berperan untuk mencegah penularan dan menekan laju penyebaran virus corona.

Lebih lanjut Zubairi juga menegaskan tes virus corona sangat penting untuk menyelamatkan nyawa manusia. Sebagai contoh, ia menyebut saat seseorang melakukan tes COVID-19, maka orang tersebut sudah melindungi dirinya sendiri dan keluarganya dari ancaman bahaya virus corona.


”Kemudian, disampaikan bahwa, Anda dites, Anda melindungi Anda sendiri,” jelas Zubairi. “Begitu positif, isolasi mandiri, dengan isolasi mandiri itu, tidak tertularkan ke orang tua di rumah, adik, kakak, pembantu, dan kakak.”

”Kalau tidak dites, walaupun Anda sehat, belum tentu nggak ada virus,” sambungnya. “Ini tujuannya, kan sekarang lebih dari 90 persen keluhan ringan, bahkan sebagian lagi tanpa gejala.”

Mengenai aksi penolakan tersebut, Zubairi mengakui jika sejauh ini telah ada pandangan keliru di masyarakat soal tes corona. Oleh sebab itu, ia mengatakan pemerintah masih terus berupaya untuk memberikan sosialisasi maupun pemahaman kepada sejumlah masyarakat yang memiliki pandangan keliru mengenai COVID-19.

“Karena itu, sebarkan informasi benar, tidak bertele-tele, singkat, jelas, dan masuk ke masyarakat,” papar Zubairi. “Yang penting, Yang ngomong dokter, wartawan, menteri, itu beda.”

”Kalau yang ngomong masyarakat yang mereka percayai, misalnya di kampung ustaz, lebih percaya lurah,” sambungnya. “Lurah dan ustaz harus dilatih agar bisa memberikan penjelasan yang baik dan benar, bukan semakin memperkeruh.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru