Khotbah Salat Jumat Pertama di Hagia Sophia Picu Kontroversi Karena Dianggap Hina Pendiri Turki
AP
Dunia

Sejumlah kritikus menilai bahwa khotbah salat Jumat perdana di Masjid Hagia Sophia pada 24 Juli lalu menyinggung sosok pendiri negara Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

WowKeren - Khotbah dari Kepala Departemen Agama Turki (Diyanet), Ali Erbas, yang disampaikan pada salat Jumat pertama di Hagia Sophia pada 24 Juli lalu rupanya memicu perdebatan sengit.

Bukan tanpa alasan. Rupanya sejumlah kritikus mengklaim bahwa Erbas menyinggung sosok pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk, dalam khotbahnya tersebut. Erbas dinilai menyindir Ataturk sebagai sosok yang dikutuk karena telah mengubah peninggalan Sultan Mehmed II dari masjid menjadi museum.

"Setiap bangunan yang diberkahi tidak dapat diganggu gugat dalam keyakinan kami dan membakar siapa pun yang menyentuhnya, piagam ini sangat diperlukan dan siapa pun yang melanggarnya dikutuk," kata Erbas dalam khotbahnya.

Sebagai buntut dari khotbah tersebut, politisi dari oposisi utama Republican People’s Party (CHP) dan Partai IYI mengklaim bahwa pernyataan Erbas mengincar Ataturk. Atas penyampaian tersebut, Erbas diminta untuk mundur dari posisinya saat ini. "Anda akan membayar harga untuk mencela Ataturk," kata wakil ketua kelompok CHP, Ozgur Ozel.

Erbas menolak klaim bahwa dia menyinggung keputusan pemerintah Ataturk mengubah Hagia Sophia menjadi museum dalam khotbahnya. Menurutnya pernyataannya tidak hanya merujuk pada Hagia Sophia tapi juga secara umum. "Saya juga tidak merujuk ke masa lalu tetapi masa depan," kata Erbaş, sebagaimana dilansir dari Republika pada Selasa (28/7).


Erbas juga menunjukkan bahwa persoalan ini adalah masalah kontroversial di kalangan sejarawan jika Ataturk berperan dalam mengubah Hagia Sophia menjadi museum. "Ataturk meninggal 82 tahun yang lalu. Doa sampaikan untuk mereka yang meninggal, bukan kutukan," tegasnya.

Di sisi lain, pada 10 Juli lalu Erdogan mengeluarkan keputusan terkait memfungsikan kembali Hagia Sophia yang berada di Istanbul sebagai masjid. Pengumuman Erdogan disampaikan setelah Majelis Negara Turki mengumumkan membatalkan keputusan kabinet pada 1934 dan kembali memfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid.

Majelis Negara Turki pada 2 Juli lalu menggelar sidang dengar pendapat dengan Asosiasi Perlindungan Monumen Bersejarah dan Lingkungan Turki soal usul untuk kembali memfungsikan Hagia Sophia sebagai masjid. Selama ini, Hagia Sophia memang berstatus menjadi museum sejak beberapa dekade silam.

Di zaman Kekaisaran Byzantium, Hagia Sophia awalnya merupakan sebuah gereja. Ketika Sultan Muhammad al Fatih (Mehmed II) merebut Konstantinopel (Istanbul) dari kekuasaan Kekaisaran Byzantium pada 1453, dia mengubah bangunan itu menjadi masjid.

Setelah Kekhalifahan Ottoman runtuh dan berganti dengan Republik Turki yang sekuler, Hagia Sophia tak lagi difungsikan sebagai tempat ibadah. Pemerintah Turki di bawah kepemimpinan mendiang Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis sekuler secara resmi memutuskan menjadikan bangunan itu menjadi museum yang menampilkan desain tempat ibadah dua agama.

Kegiatan keagamaan, seperti salat berjamaah atau membaca Alquran yang dilakukan di tempat itu kerap membuat umat Islam dan Kristen berselisih. Sedangkan kalangan sekuler menyatakan Hagia Sophia boleh didatangi seluruh umat beragama. Baik untuk sekedar berdoa atau menikmati keindahan bangunannya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru