Pakar Ungkap Penyebab Penularan COVID-19 Masih Tinggi di Melbourne Meski Terapkan Lockdown Ketat
Dunia

Setelah tiga pekan melakukan lockdown di Melbourne yang kini menjadi episentrum penularan virus corona di Australia, jumlah penularan COVID-19 di kawasan tersebut masih tinggi.

WowKeren - Melbourne dianggap sebagai salah satu contoh daerah yang gagal menangani pandemi virus corona (COVID-19). Pasalnya setelah tiga pekan melakukan lockdown di Melbourne yang kini menjadi episentrum penularan virus corona di Australia, jumlah penularan masih tinggi.

Dalam pembatasan sosial tahap ketiga yang berlaku saat ini, warga Melbourne diwajibkan tinggal di rumah, kecuali untuk empat alasan; berbelanja kebutuhan penting, perawatan kesehatan, berolahraga, serta belajar atau kerja jika tak bisa dilakukan di rumah.

Namun terlepas dari semua aturan tersebut, jumlah kasus baru tetap tinggi setiap harinya, dengan angka penularan tertinggi, yakni 532 kasus tercatat Senin (27/7) kemarin. Lantas, kenapa lockdown tidak menurunkan jumlah kasus penularan virus corona?

Menurut sejumlah pakar, Saat ini jumlah kasus seharusnya sudah mengalami penurunan drastis, sebagaimana yang dinyatakan oleh Dr Philip Russo dari Sekolah Tinggi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Australasian. Menurutnya masih tingginya penularan virus corona menunjukkan adanya ketidakpatuhan masyarakat terhadap pembatasan-pembatasan tersebut.

"Jelas ada orang yang tidak mengikuti aturan. Mungkin mereka merasa tidak masalah jika terinfeksi," kata Dr Russo. "Ketidakpatuhan jelas terlihat di media sosial," tambahnya.


Menurutnya, meski sebagian besar warga Melbourne telah mengenakan masker, namun jangan sampai timbul rasa percaya diri berlebihan yang membuat orang semakin sering keluar rumah. "Meskipun kita semua mengenakan masker sekarang, namun kita masih harus tinggal di rumah dan hanya keluar untuk empat alasan itu," katanya.

Dr Russo memperingatkan jangan sampai penggunaan masker membuat orang semakin berani keluar rumah sesuka hatinya. Ia menambahkan, pesan terpenting yang harus dipatuhi yaitu tetap berusaha menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan tinggal di rumah.

Hal ini dibenarkan oleh Profesor Julie Leask dari University of Sydney. "Misalnya, untuk pekerja lepas, bila mereka menjalani isolasi setelah tes COVID-19 (sesuai imbauan), maka mereka tidak bekerja. Ini mengurangi peluang mereka untuk dipanggil kembali," jelasnya.

Terlepas dari hal tersebut, saat ini Australia sendiri telah mencatatkan sebanyak 15,302 kasus COVID-19 setelah 367 kasus baru dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir. Dari jumlah tersebut, sebanyak 167 orang dinyatakan meninggal dunia, dengan 9,311 pasien sembuh.

Sedangkan secara global, pandemi virus corona telah menginfeksi 16,8 juta orang di seluruh dunia. 662,440 di antaranya dinyatakan tewas, dengan lebih dari 10 juta jiwa dikonfirmasi sembuh. Saat ini, masih ada 5,775,912 kasus aktif yang tersebar secara global.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait