Sebelumnya, Amira Rasool selaku pemilik perusahaan yang menjual barang-barang dari Afrika mengaku khawatir melihat logo di album Taylor yang menunjukkan kesamaan mencolok dengan produknya.
- Luthfiatun Nisa
- Jumat, 31 Juli 2020 - 09:39 WIB
WowKeren - Taylor Swift akhirnya buka suara terkait tuduhan bahwa ia mencuri desain logo milik seniman bernama Amira Rasool untuk merchandise album barunya, "Folklore". Pihak publisis pelantun "You Need To Calm Down" tersebut menjelaskan bahwa mereka baru saja menerima keluhan pada Rabu (29/7) waktu setempat dan langsung mengambil tindakan.
"Kemarin, kami diberi tahu tentang keluhan bahwa penggunaan kata 'the' sebelum 'folklore album' pada beberapa merchandise album folklore menjadi perhatian," demikian keterangan publisis ke acara "Good Morning America".
Mereka kemudian menegaskan akan mengubah desain tersebut dan sampai sekarang tidak ada barang yang menggunakan kata "The" sudah dibuat ataupun dikirim ke pembeli. "Dengan itikad baik, kami menghormati permintaannya dan segera memberi tahu semua orang yang telah memesan barang dengan kata 'the folklore album' bahwa mereka akan menerima pesanan mereka dengan perubahan desain," demikian lanjut pernyataan publisis Taylor.
Amira Rasool sendiri lantas menyatakan terima kasih dan mengapresiasi langkah Taylor Swift beserta tim dalam menyelesaikan masalah ini. "Saya memuji tim Taylor karena mengakui kesalahan dalam barang dagangan yang sebenarnya adalah merek perusahaan saya, @TheFolklore. Saya menyadari bahwa dia sangat mendukung perempuan yang melindungi hak-hak kreatif mereka, jadi sangat baik melihat timnya dalam jalur yang sama," tulisnya di media sosial.
Sebelumnya pada 24 Juli lalu, Rasool selaku pemilik perusahaan yang menjual barang-barang dari Afrika itu mengaku khawatir melihat logo di pernak-pernik album Taylor Swift yang menunjukkan kesamaan mencolok dengan produknya.
"Taylor Swift, menggunakan nama folklore adalah satu hal, tapi haruskah mencuri logo milik perempuan berkulit hitam, juga?" kata Rasool kala itu melalui Instagram. "Saya membagikan kisah saya untuk mengungkap tren perusahaan besar atau selebritas yang meniru karya pemilik usaha kecil yang dimiliki minoritas. Saya tidak akan membiarkan pencurian terang-terangan ini tidak terkendali."
Setelah masalah terselesaikan pada hari berikutnya, Rasool mengatakan kepada ribuan pengikutnya bahwa pengacaranya sudah berkomunikasi dengan Taylor Swift untuk menentukan langkah yang diperlukan selanjutnya guna memperbaiki situasi ini.
Sebagai informasi tambahan, album "Folklore" Taylor Swift dirilis pada Kamis (23/7) dini hari waktu Amerika atau Jumat (24/7) waktu Indonesia. Bertepatan dengan perilisan album ini, Taylor juga melepas lagu berjudul "Cardigan" beserta video musik yang disutradarai oleh dirinya sendiri.
"Folklore" berisi 16 lagu dan satu bonus track. Di antaranya adalah "The 1", "Cardigan", "The Last Great American Dynasty", "Exile" (feat Bon Iver), "My Tears Richochet", "Mirrorball", "Seven", "August", "This is Me Trying", "Illicit Affairs", "Invisible String", "Mad Woman", "Ephiphany", "Betty", "Peace", "Hoax", dan bonus track "The Lakes".
"Folklore" menjadi album studio kedelapan pelantun "Shake It Off" tersebut, mengikuti "Taylor Swift" (2006), "Fearless" (2008), "Speak Now" (2010), "Red" (2012), "1989" (2014), "Reputation" (2017), serta "Lover" (2019).
(wk/luth)