Tiongkok Sebut AS Ingin Memulai Perang Dingin dengan Negara Komunis
Getty Images
Dunia

Duta Besar Tiongkok menuding saat ini Amerika Serikat sedang mencari kambing hitam menjelang pemilu presiden yang akan digelar pada bulan November mendatang.

WowKeren - Duta Besar Tiongkok untuk London mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang berusaha menyulut Perang Dingin baru dengan Negara Komunis. Ia menuding AS sedang mencari kambing hitam menjelang pemilu presiden November mendatang.

"Bukan Tiongkok (yang menjadi) tegas. Ada sisi lain dari Samudera Pasifik yang ingin memulai Perang Dingin baru dengan Tiongkok, sehingga kami harus merespons itu," kata Duta Besar Tiongkok untuk London, Liu Xiaoming. "Kami tidak tertarik dengan Perang Dingin apa pun, kami tidak tertarik dengan perang mana pun."

Menurut Xiaoming semua bisa melihat bagaimana Amerika Serikat berupaya mengkambinghitamkan Tiongkok dan menumpahkan kesalahan terhadap Beijing atas masalah mereka sendiri. Mereka ingin memperlihatkan Tiongkok sebagai musuh. Padahal negara Tirai Bambu itu berulangkali menegaskan bukanlah musuh AS.

"Kami semua tahu bahwa tahun ini bakal digelar pilpres. Mereka menginginkan Perang Dingin tetapi kami tidak berminat, kami selalu memberitahu Amerika bahwa Tiongkok bukan musuh kalian, Tiongkok teman kalian, mitra kalian," tegasnya.


Ketegangan antara AS-Tiongkok terus memuncak terutama setelah bertikai terkait penutupan gedung konsulat. AS memerintahkan Tiongkok menutup kantor konsulatnya di Houston, Texas, karena dianggap menjadi sarang intelijen Negeri Tirai Bambu. Sementara itu, Tiongkok juga turut melakukan hal serupa dengan menutup paksa kantor konsulat AS di Chengdu sebagai balasan.

Dalam beberapa waktu terakhir, hubungan antara AS dan Tiongkok memang terus memanas. Hal ini bermula ketika AS menuduh bahwa Tiongkok mungkin telah mengetahui virus corona (COVID-19) pada awal November. Tudingannya tersebut menyusul pernyataannya tentang Tiongkok yang dinilainya sama sekali tak transparan soal virus corona dan membuat banyak negara menjadi kesulitan menghadapi pandemi ini.

Pemerintah Tiongkok sendiri telah membalas pernyataan AS dan mengatakan bahwa tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar dan sepenuhnya untuk tujuan menyalahkan orang lain. Menurut mereka, komentar AS bertentangan dengan konsensus umum komunitas global. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, mengatakan bahwa negaranya telah memberikan informasi yang tepat waktu kepada dunia dan aktif bekerja sama dengan yang lain.

Hubungan kedua negara tersebut juga kian memanas setelah Tiongkok menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pejabat AS karena mencampuri urusan dalam negerinya terkait etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. Tiongkok juga akan menjatuhkan sanksi bagi anggota Komisi Eksekutif-Kongres AS untuk Tiongkok yang merupakan lembaga pemantau penegakan HAM di Negeri Tirai Bambu.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru