Melbourne Umumkan Status Darurat Bencana COVID-19
Dunia

Pemerintah mengatakan banyaknya transmisi dan kasus baru membuat kebijakan lockdown kembali diberlakukan selama enam pekan di seluruh negara bagian Victoria, terutama ibu kota Melbourne.

WowKeren - Negara bagian Victoria di Australia, khususnya ibu kota Melbourne mengumumkan status darurat bencana COVID-19 pada Minggu (2/8) waktu setempat. Otoritas setempat juga memberlakukan jam malam untuk ibu kota Melbourne sebagai bagian dari pembatasan pergerakan paling ketat untuk mengekang penyebaran COVID-19 yang kembali melonjak.

Melbourne sebagai kota terbesar kedua di Australia, sudah berada di bawah kebijakan lockdown atau karantina wilayah selama enam pekan. Hingga kini jumlah infeksi masih terus meningkat. Pada Minggu, Victoria yang merupakan negara bagian terpadat kedua di negeri Kanguru itu melaporkan 671 infeksi baru dan tujuh kematian akibat Covid-19.

Pemerintah mengatakan bahwa banyaknya transmisi masyarakat dan kasus-kasus baru membuat kebijakan lockdown kembali diberlakukan selama enam pekan di seluruh negara bagian Victoria. "Aturan saat ini telah menghindari ribuan kasus setiap hari, dan kemudian ribuan orang di rumah sakit dan lebih banyak tragedi daripada yang kita lihat. Tapi itu tidak bekerja cukup cepat," ujar Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews.

Keadaan dengan status bencana membuat pihak berwenang dapat memastikan orang mematuhi arahan kesehatan masyarakat. "Kami tidak punya pilihan selain membuat keputusan ini dan terus maju," kata Andrews. "Ini satu-satunya pilihan yang kita miliki," ujarnya menambahkan.


Pembatasan baru berlaku bagi seluruh warga yang tidak diperkenankan olahraga di luar ruangan. Semua sekolah akan pindah ke pembelajaran jarak jauh mulai Rabu (5/8) mendatang.

Sementara jam malam dimulai pada pukul 20.00 hingga 05.00 setiap harinya yang akan dilaksanakan mulai Minggu malam di Melbourne. Jam malam melarang hampir lima juta orang di kota untuk meninggalkan rumah mereka kecuali untuk pekerjaan atau untuk menerima atau memberi perhatian penting.

Sebagai informasi tambahan, pekan lalu Melbourne dianggap sebagai salah satu contoh daerah yang gagal menangani pandemi virus corona. Pasalnya setelah tiga pekan melakukan lockdown di Melbourne yang kini menjadi episentrum penularan virus corona di Australia, jumlah penularan masih tinggi.

Menurut sejumlah pakar, Saat ini jumlah kasus seharusnya sudah mengalami penurunan drastis, sebagaimana yang dinyatakan oleh Dr Philip Russo dari Sekolah Tinggi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Australasian. Menurutnya masih tingginya penularan virus corona menunjukkan adanya ketidakpatuhan masyarakat terhadap pembatasan-pembatasan tersebut.

"Jelas ada orang yang tidak mengikuti aturan. Mungkin mereka merasa tidak masalah jika terinfeksi," kata Dr Russo. "Ketidakpatuhan jelas terlihat di media sosial," tambahnya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru