Ledakan Dahsyat Beirut, Lebanon Dinilai Jatuh Dalam Krisis Terburuk Sepanjang Satu Dekade Terakhir
AFP/Getty Images/Marwan Tahtah
Dunia

Beirut dilanda ledakan dahsyat, Lebanon dinilai sedang jatuh terperosok dalam krisis terburuk di negara tersebut selama satu dekade terakhir ini. Berikut fakta-faktanya.

WowKeren - Dunia sedang digemparkan dengan peristiwa ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8). Ledakan ini dinilai semakin membuat Lebanon terperosok dalam krisis yang semakin buruk dalam satu dekade terakhir.

Dilansir BBC, Lebanon saat ini tengah dililit krisis ekonomi yang memicu ketegangan politik. Sebelumnya krisis ekonomi juga sempat menghantam Lebanon dan menyebabkan puluhan ribu warga mereka jatuh ke jurang kemiskinan. Akibatnya, muncul gelombang protes anti-pemerintah terbesar yang pernah terjadi di negara itu lebih dari satu dekade.

Lebanon mencatatkan utang publik terhadap produk domestik bruto (apa yang dimiliki suatu negara dibandingkan dengan apa yang dihasilkannya) tertinggi ketiga di dunia. Dampaknya, angka pengangguran mencapai 25 persen dan hampir sepertiga penduduk hidup dalam kemiskinan.

Situasi itu menyebabkan masyarakat merasa frustasi dan murka kepada pemerintah lantaran tidak dapat menyejahterakan rakyat. Bahkan, warga Lebanon sehari-hari harus berhadapan dengan pemadaman listrik, kurangnya air minum yang aman, terbatasnya layanan kesehatan masyarakat, dan koneksi internet terburuk di dunia.

Selanjutnya pada Oktober 2019 lalu, negara ini dihadapkan dengan situasi kekurangan mata uang asing. Hal ini menyebabkan mata uang Lebanon langsung kehilangan nilai terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam dua dekade sehingga serikat pekerja menggelar aksi pemogokan.


Tak sampai disitu, Lebanon kemudian dihadapkan dengan kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pegunungan barat negara itu. Situasi itu membuat dunia menyoroti situasi Lebanon yang kekurangan dana dan kurangnya pelayanan pemadam kebakaran.

Perdana Menteri Hassan Diab yang baru saja diangkat lantas menyatakan jika Lebanon akan mengalami gagal bayar utang untuk pertama kali dalam sejarah. Menurutnya, situasi cadangan mata uang asing telah mencapai level kritis dan berbahaya.

Belum selesai sampai disitu, pandemi virus corona (COVID-19) juga turut menghantam Lebanon dan menciptakan situasi lebih krisis lagi. Banyak pengusaha maupun perusahaan terpaksa memberhentikan staf atau mengenakan cuti tanpa gaji.

Seluruh harga bahan-bahan pokok melambung tinggi sehingga menyebabkan banyak keluarga di negara tersebut yang tidak sanggup membeli kebutuhan sehari-hari. Kesulitan ekonomi ini kemudian memicu kerusuhan baru.

Adapun salah satu penyebab Lebanon mengalami krisis adalah adanya sektarianisme politik, atau kelompok yang berjuang demi kepentingan mereka sendiri. Hal ini dibuktikan dengan Lebanon berada di peringkat 137 dari 180 negara (180 menjadi yang terburuk) pada Indeks Persepsi Korupsi 2019 Transparency International.

Lembaga tersebut bahkan menyatakan korupsi telah meresap ke semua lapisan masyarakat di Lebanon, dengan partai-partai politik, parlemen, dan polisi yang dianggap sebagai "lembaga paling korup di negara itu". Sistem pembagian kekuasaan sektarian itu sendiri disebut sebagai yang mendorong jaringan-jaringan patronase ini dan menghambat sistem pemerintahan Lebanon.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru