Uni Eropa Kirim Tim SAR dan Aktifkan Sistem Pemetaan Satelit untuk Evaluasi Kerusakan Ledakan Beirut
Shutterstock/Nabil Mounzer/EPA
Dunia

Negara anggota seperti Belanda, Yunani, dan Ceko dikabarkan akan turut serta dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Sementara Prancis, Polandia, dan Jerman juga turut menawarkan bantuan teknis dan finansial.

WowKeren - Insiden ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8) malam waktu setempat membuat Uni Eropa mengerahkan tim SAR untuk mengevakuasi korban. Selain itu, Uni Eropa juga akan mengaktifkan sistem pemetaan satelit miliknya guna mengevaluasi kerusakan akibat ledakan melalui citra satelit.

"Mekanisme Perlindungan Sipil kini sedang mengoordinasikan pengerahan darurat 100 lebih pemadam kebakaran profesional, beserta kendaraan, anjing dan peralatan, yang khusus dalam operasi pencarian dan penyelamatan dalam konteks perkotaan," demikian pernyataan di situs Dewan Uni Eropa.

Uni Eropa juga turut menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang-orang tercinta dan memberikan dukungan penuh bagi rakyat Lebanon. "Sebagai langkah darurat awal, Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa diaktifkan atas permintaan otoritas Lebanon," demikian ujar perwakilan Uni Eropa dalam pernyataan resmi.

Negara-negara seperti Belanda, Yunani, dan Ceko dikabarkan akan turut serta dalam operasi pencarian dan penyelamatan tersebut. Sementara negara anggota Uni Eropa lainnya seperti Prancis, Polandia, dan Jerman juga turut menawarkan bantuan teknis dan finansial untuk Lebanon.


Sebagai informasi tambahan, Presiden Lebanon, Michel Aoun, menetapkan status darurat untuk melancarkan proses evakuasi. Presiden Michael Aoun mengatakan ledakan itu berasal dari sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.

Ribuan ton amonium nitrat itu disebut tersimpan secara tidak aman selama kurang lebih enam tahun. Dalam pernyataan resminya, Aoun pun bersumpah akan menjatuhkan "sanksi terberat" terhadap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di Beirut.

Sedangkan Gubernur Beirut, Marwan Abboud, menyatakan bahwa jumlah kerugian akibat ledakan dahsyat itu ditaksir mencapai Rp217.5 triliun. Abboud mengatakan sebanyak 300 ribu penduduk Beirut kehilangan tempat tinggal karena rusak terkena dampak ledakan.

Di sisi lain, ledakan besar yang terjadi di kawasan pelabuhan Beirut itu menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai ribuan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sampai saat ini kepolisian setempat telah menetapkan sejumlah pejabat di badan pelabuhan Beirut sebagai tahanan rumah, terkait proses penyelidikan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait