Lebih Parah dari Resesi, Pengamat Sebut RI Bisa Terancam Depresi Ekonomi
Nasional

Depresi terjadi ketika resesi berlangsung dalam waktu yang lama yang mana kondisi ini tak kunjung bisa diatasi. Hal ini terjadi jika pandemi COVID-19 tak kunjung selesai.

WowKeren - Bayang-bayang resesi masih menghantui Indonesia mengingat kondisi ekonomi yang kian terpuruk akibat pandemi COVID-19. Sehingga ramai muncul anggapan jika ekonomi Indonesia juga akan terperosok ke jurang resesi seperti negara lain.

Namun rupanya, resesi bukanlah ancaman terburuk jika ekonomi Indonesia tak kunjung pulih. Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyebut RI terancam depresi bila pandemi COVID-19 tak kunjung selesai.

Yang mana, kondisi ini bisa lebih parah dari resesi. Bukan tanpa alasan, kekhawatiran ini berangkat dari fakta di lapangan di mana jumlah kasus baru virus corona terus bertambah.

"Kalau misalnya dalam tiga kuartal nanti masih negatif, pada kuartal IV negatif, sesungguhnya kita menuju depresi," kata Ahmad dalam diskusi virtual Indef, Kamis (6/8). "Ini yang kami khawatirkan dan itu ada peluang ketika pandemi belum kita selesaikan."


Depresi terjadi ketika resesi berlangsung dalam waktu yang lama yang mana kondisi ini tak kunjung bisa diatasi. Dalam kondisi ini, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) bisa mencapai kisaran minus 14,7 persen hingga minus 38,1 persen.

Menurut Ahmad, keseriusan pemerintah dalam menangani pandemi ini masih relatif rendah. Bukan tanpa alasan, hal itu terlihat dari kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi pandemi masih cenderung kepada sisi perekonomian alih-alih kesehatan.

Tak cukup sampai di situ, jika dibandingkan dengan program lainnya, realisasi anggaran program kesehatan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih rendah. "Jadi bagaimana kita bisa yakinkan diri, ketika pandemi makin tinggi realisasi anggaran terhambat sekali jauh dibandingkan program lain," tegasnya.

Indonesia dipastikan akan masuk ke jurang resesi jika pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III 2020 kembali mencatatkan negatif. Tentu saja resesi akan berdampak pada kondisi ekonomi yang kian pelik.

Pada resesi tahun 1988 saja, nilai tukar rupiah bahkan jatuh sangat dalam. Lalu ditambah dengan utang luar negeri yang juga ikut membengkak hingga semakin memperburuk kondisi resesi ekonomi Indonesia.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait