Uni Emirat Arab Kirim 30 Ton Bantuan Logistik Medis ke Lebanon
AP
Dunia

Bantuan tersebut dikirim di bawah arahan Wakil Presiden sekaligus Perdana Menteri UEA, Syekh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, yang meliputi obat-obatan dan persediaan medis.

WowKeren - Uni Emirat Arab dilaporkan mengirim 30 ton bantuan logistik medis ke Lebanon menyusul terjadinya tragedi ledakan besar di Beirut yang menewaskan ratusan orang dan ribuan korban luka. Bantuan tersebut dikirim di bawah arahan Wakil Presiden sekaligus Perdana Menteri UEA, Syekh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Dilansir dari Republika pada Jumat (7/8), bantuan itu meliputi obat-obatan dan persediaan medis. Langkah ini dinilai mencerminkan bentuk solidaritas Uni Emirat Arab terhadap Lebanon.

Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional, Reem binti Ebrahim Al Hashimy, mengatakan langkah cepat ini mencerminkan ketajaman kepemimpinan UEA untuk mendukung saudara-saudaranya dalam keadaan sulit dan membantu mereka yang membutuhkan. Dia juga menekankan adanya sikap solidaritas UEA untuk Lebanon.

"Komitmen UEA untuk memberikan berbagai bentuk dukungan dalam situasi seperti itu menggarisbawahi solidaritas kami dengan semua negara persaudaraan dan sahabat di saat krisis," papar Al Hashimy.

Al Hashimy lantas menambahkan bahwa UEA juga ingin melakukan upaya bersama untuk mengurangi masalah yang muncul akibat ledakan besar yang terjadi di Beirut. "Kami akan bekerja untuk menilai situasi tersebut untuk mengevaluasi bantuan apa saja yang diperlukan dan bisa kami berikan," imbuhnya.


Sementara itu, hingga kini berbagai negara terutama di Timur Tengah mengulurkan tangan untuk Lebanon setelah terjadi ledakan besar di sebuah gudang di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8) lalu.

Sebagai informasi tambahan, Presiden Lebanon, Michel Aoun, menetapkan status darurat untuk melancarkan proses evakuasi pasca insiden ledakan ini. Presiden Michael Aoun mengatakan ledakan itu berasal dari sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.

Ribuan ton amonium nitrat itu disebut tersimpan secara tidak aman selama kurang lebih enam tahun. Dalam pernyataan resminya, Aoun pun bersumpah akan menjatuhkan "sanksi terberat" terhadap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di Beirut.

Sedangkan Gubernur Beirut, Marwan Abboud, menyatakan bahwa jumlah kerugian akibat ledakan dahsyat itu ditaksir mencapai Rp217.5 triliun. Abboud mengatakan sebanyak 300 ribu penduduk Beirut kehilangan tempat tinggal karena rusak terkena dampak ledakan.

Di sisi lain, ledakan besar yang terjadi di kawasan pelabuhan Beirut itu menewaskan setidaknya 137 orang dan melukai ribuan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Ledakan ini juga mengakibatkan gempa lokal dengan magnitudo 3,5. Sampai saat ini kepolisian setempat telah menetapkan sejumlah pejabat di badan pelabuhan Beirut sebagai tahanan rumah, terkait proses penyelidikan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait