Australia Soroti Pemotongan Sapi 'Tak Manusiawi' Dalam Idul Adha di Aceh
ABC Rural/Carl Curtain
Dunia

LSM bernama Animals Australia mengajukan protes kepada Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan Australia tentang dugaan perlakuan 'tak manusiawi' kepada sapi ekspor Australia di Aceh, Indonesia.

WowKeren - Rekaman video yang diduga menunjukkan perlakuan "tak manusiawi" kepada sapi ekspor dari Australia di tempat pemotongan hewan di Indonesia menjadi bahan bahasan media asing. Pemerintah Federal Australia disebut telah didorong untuk melakukan penyelidikan terhadap hal tersebut.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Animals Australia mengajukan protes kepada Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan Australia (DAWE) terkait hal ini pada Jumat (7/8) pekan lalu. Surat protes yang dilayangkan DAWE juga dilengkapi dengan rekaman video sebagai bukti dugaan pelanggaran kesejahteraan hewan di provinsi Aceh, Indonesia.

Menurut Animals Australia, rekaman video tersebut diambil dalam perayaan Idul Adha pada akhir Juli lalu. CEO Animals Australia, Glenys Oogjes, mengaku praktik penyembelihan tersebut "sangat mengkhawatirkan".

Oogjes juga menyoroti praktik penyembelihan yang terungkap pada tahun 2011 masih digunakan pada tahun 2020, meskipun kini telah ada sistem pemantauan yang dibuat oleh Departemen Pertanian Australia bertajuk Exporter Supply Chain Assurance System (ESCAS). Adapun sistem ini dibuat setelah adanya larangan ekspor ternak ke Indonesia di tahun 2011 lalu.


"Ternak Australia di Indonesia masih dipotong menggunakan model Mark I yang sudah dilarang, penggunaan tali dalam pemotongan hewan menjadi keprihatinan bagi kita semua di industri peternakan," terang Oogjes dilansir media Australia ABC pada Rabu (12/8). "Jelas sekali hingga adanya penerapan sanksi bagi pelanggaran ESCAS berupa pencabutan lisensi, sistem ini tidak akan secara efektif melindungi ternak dari penanganan yang brutal."

Menurut Dewan Eksportir Ternak Australia (ALEC), sejumlah eksportir ternak juga telah melihat rekaman video tersebut. Satu perusahaan eksportir bahkan telah menangguhkan perdagangan dengan fasilitas yang terlibat.

Direktur Eksekutif ALEC, Mark Harvey-Sutton, mengaku bahwa rekaman video tersebut "menyedihkan". Ia mengungkapkan bahwa rekaman tersebut menunjukkan sapi yang tampak seperti sapi Australia yang diikat dengan tali dan lehernya dipotong tanpa dikejutkan dengan listrik (stunning) sebelumnya.

"Peristiwa ini tampaknya terjadi karena dilakukan oleh staf yang tidak berpengalaman, namun jelas ini di luar protokol normal yang dilakukan di Indonesia," ujar Harvey-Sutton. Menurutnya, sejumlah rekaman video dan foto terkait hal ini diambil dalam periode waktu 30 Juli hingga 5 Agustus 2020 dan menunjukkan 10 sapi di fasilitas tersebut.

Lebih lanjut, Harvey-Sutton menyatakan bahwa para eksportir telah mengambil tindakan cepat untuk mengidentifikasi sapi, namun pencabutan tanda di telinga sapi-sapi tersebut telah menunda upaya pelacakan. Namun demikian, Harvey-Sutton membela sistem ESCAS yang sudah ada dan menilai bahwa situasi ini merupakan sebuah pengecualian.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait