Pembukaan travel bubble antara Australia dan Selandia Baru terpaksa harus tertunda lantaran melonjaknya kasus baru virus corona (COVID-19) di beberapa negara bagian Australia.
- Nidya Putri
- Rabu, 12 Agustus 2020 - 13:10 WIB
WowKeren - Travel bubble merupakan salah satu solusi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, setelah pandemi virus corona. Australia dan Selandia Baru menjadi 2 negara yang tengah merencanakan hal tersebut.
Sayangnya, perjanjian pembukaan koridor pariwisata atau travel bubble terpaksa tertunda. Perdana Menteri, Jacinda Ardern mengatakan bahwa rencana membuka pariwisata antar keduanya akan baru dapat dilakukan beberapa bulan yang akan datang.
Dilansir Lonely Planet, travel bubble antara Selandia Baru dan Australia digaungkan saat kedua negara tersebut mulai mencabut status lockdown setelah adanya penurunan kasus secara drastis. Travel bubble tersebut secara resmi disebut dengan “Zona perjalanan aman Covid Trans-Tasman”.
Adanya hal tersebut memungkinkan perbatasan kedua negara dibuka kembali untuk perjalanan yang tidak penting, sementara perbatasan tetap ditutup untuk pengunjung dari negara lain. Baik Selandia Baru maupun Australia belum menentukan kapan akan memberlakukan koridor perjalanan antar keduanya.
Tertundanya rencana tersebut disebabkan munculnya gelombang kedua COVID-19 yang menyerang Melbourne, Australia. “Salah satu yang kami katakan sebagai bagian dari kriteria kami adalah di mana pun kami memiliki perjalanan bebas karantina, mereka harus bebas dari penularan kelompok untuk periode 28 hari,” kata Ardern dalam 'The AM Show' seperti dikutip Lonely Planet.
Ardern tak mengatakan kapan waktu travel bubble itu akan diusulkan kembali. Ia hanya mengatakan bahwa perlu waktu yang tidak sebentar.
Sementara itu, Selandia Baru juga tengah kembali menghadapi ancaman gelombang kedua virus corona meski negaranya sempat dinyatakan "bersih dari virus". Sejumlah tempat pun terpaksa di-lockdown lagi demi menekan penyebaran COVID-19. Bahkan panti jompo pun diisolasi usai melaporkan salah seorang penghuninya yang diduga memiliki gejala COVID-19.
(wk/nidy)
