AS Larang Penggunaan Masker Ventilasi, Ini Alasannya
Dunia

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat melarang penggunaan masker dengan ventilasi atau katup di tengah pandemi corona (COVID-19).

WowKeren - Penggunaan masker di tengah pandemi virus corona (COVID-19) sudah menjadi kewajiban semua warga negara di dunia. Pasalnya, dengan menggunakan masker maka risiko penularan virus corona bisa ditekan semaksimal mungkin.

Meski begitu, ada sejumlah masker yang ternyata kurang baik untuk mencegah pemakainya dari infeksi virus SARS-CoV-2. Menurut ahli kesehatan di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, orang yang memakai masker dengan ventilasi atau katup punya risiko tertular virus corona ketimbang masker yang tidak memiliki ventilasi.

Dalam pedoman terbaru CDC, mereka pun menyarankan agar masyarakat mencegah pemakaian masker ventilasi. "Tujuan dari masker adalah untuk mencegah tetesan pernapasan mencapai orang lain untuk membantu pengendalian sumber," kata CDC dalam situs resminya.

"Masker dengan katup atau ventilasi satu arah memungkinkan udara yang dihembuskan keluar melalui lubang pada material. Ini dapat memungkinkan tetesan pernapasan yang dihembuskan mencapai orang lain dan berpotensi menyebarkan virus COVID-19," sambungnya. "Oleh karena itu, CDC tidak merekomendasikan penggunaan masker jika masker memiliki katup atau ventilasi pernafasan."

Menurut laporan Fox News, pedoman baru CDC itu hadir setelah sejumlah departemen kesehatan lokal di AS mewanti-wanti risiko tertular virus corona dengan masker N95 yang berventilasi sejak Mei 2020. Masker ventilasi atau katup memang bisa membuat pernapasan menjadi nyaman.


Namun Ali Raj, wakil ketua eksekutif departemen kedokteran di Rumah Sakit Umum Massachusetts, sudah lama mengingatkan bahwa masker tersebut justru tidak menyaring apa pun udara yang dihembuskan oleh pemakainya. "Mereka (masker dengan ventilasi) tidak melakukan apa pun untuk menyaring apa pun yang diembuskan oleh pemakainya," kata Ali.

Para ahli kesehatan sendiri menilai bahwa inti penggunaan masker adalah untuk 'menyegel' partikel dari luar dan dalam masker yang mungkin mengandung virus corona. Penggunaan masker ini penting, khususnya setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui bahwa virus corona bisa melayang di udara dalam waktu tertentu.

Dalam hal ini, pengguna masker ventilasi yang tidak menyaring udara yang dihembuskan pemakai bisa berisiko, apabila si pemakai masker tersebut ternyata telah terinfeksi virus corona. Meski tidak bergejala, mereka tetap bisa menularkan virus corona ke orang yang lebih rentan hingga bisa mengakibatkan kematian.

Senada, kepala petugas medis dari situs web informasi kesehatan WebMD, John Whyte, juga menilai bahwa masker dengan katup atau ventilasi memiliki resiko untuk transmisi virus corona. Dalam wawancaranya dengan Fox News, Whyte menyambut baik pedoman baru yang dibuat oleh CDC karena membuat masyarakat terinformasi mengenai masker apa yang sebaiknya mereka gunakan.

"Saya tahu semua orang menginginkan kenyamanan saat memakai masker. (Namun), kunci perlindungannya (masker) adalah segel yang baik, dengan demikian menjaga sebanyak mungkin partikel infeksi yang kita keluarkan untuk mempengaruhi orang lain," ujar Whyte. "Masalah dengan katup adalah bahwa meskipun mencegah partikel masuk, namun ia memungkinkan partikel keluar, merugikan tujuan pengendalian infeksi. Masker dengan ventilasi menurunkan efektivitas segel."

Perlu diketahui jika CDC telah menganjurkan agar masyarakat memakai masker N95 atau masker bedah jika orang hendak keluar rumah atau bekerja di kantor untuk mencegah corona. Selain penggunaan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan juga diperlukan untuk terhindar dari virus corona.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru